Liputan6.com, Jakarta - Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi menilai Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief sengaja mendesain pilihan kata dalam cuitan 7 kontainer surat suara dicoblos agar tidak dituduh penyebar hoaks.
Andi diketahui ikut memviralkan hoaks 7 kontainer melalui akun twitter miliknya.
Advertisement
"Menurut saya, itu bagian dari strategi dia untuk menghindar dari tanggung jawab," ujar Pramono di kantor KPU, Jumat (4/1/2019).
"Memang pilihan katanya sudah didesain, sudah dipikirkan secara matang agar dia tidak dituduh menyebarkan hoax," tambah Pramono.
Pilihan kata Andi dalam cuitannya, menurut Pramono adalah strategi untuk mangkir dalam tanggung jawab penyebar hoaks.
"Jadi itu memang sudah dia pikirkan secara matang pilihan kata-katanya. Ada katanya, ada 'minta tolong', itu bagian dari strategi saja," kata dia.
Pramono meminta tokoh publik mana saja yang ikut memviralkan hoaks tersebut untuk bertanggungjawab.
"Tokoh-tokoh publik yang memviralkan itu juga harus dimintai pertanggungjawaban," tegas dia.
Dia pun berharap kasus hoaks ini dapat diusut tuntas bahkan hingga ke dalangnya."Kita berharap yang dijadikan pelaku bukan hanya yang kelas kecil tapi juga para dalangnya, para master midnya jadi siapa yang dibelakang itu," tandasnya
Tweet Andi Arief
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat Andi Arief menjadi sorotan lantaran cuitannya di akun Twitternya yang menyebut adanya surat suara yang sudah dicoblos dalam 7 kontainer di Tanjung Priok, Jakarta, Rabu 2 Januari 2019. Dia kemudian menghapus cuitanya itu
"Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yang sudah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya, karena ini kabar sudah beredar," demikian twit Andi Arief melalui akun Twitternya @AndiArief_ sebelum dihapus.
Andi mengaku tak bermaksud menghapus cuitannya. "Terhapus," ucap Andi kepada Liputan6.com, Kamis (3/1/2019).
Andi Arief membantah menyebar hoaks. Dia mengklaim menyelamatkan Pemilu. "Saya menyelamatkan justru," pungkas dia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement