Liputan6.com, Jakarta - Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, mengalami sebanyak 46 kali kegempaan letusan sepanjang 12 jam pengamatan sejak Minggu 6 Januari 2019 dini hari hingga tengah malam menjelang Senin dini hari.
Menurut Staf Kementerian ESDM, Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, Windi Cahya Untung untuk periode pengamatan 6 Januari 2019, pukul 00.00 sampai dengan 24.00 WIB, Gunung Anak Krakatau (GAK) mengalami kegempaan letusan sebanyak 46 kali, amplitudo 15-30 mm, durasi 35-105 detik.
Advertisement
Gunung Anak Krakatau juga mengalami kegempaan embusan sebanyak 37 kali, amplitudo 5-19 mm, durasi 30-120 detik, dan tremor menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo 1-12 mm (dominan 5 mm).
Cuaca cerah dan berawan di wilayah Gunung Anak Kraklatau. Angin bertiup lemah ke arah timur laut dan timur. Suhu udara 25-32 derajat Celsius dan kelembapan udara 66-83 persen.
Visual gunung jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 800-1.000 meter di atas puncak kawah. Tidak terdengar suara dentuman.
Berdasarkan data yang diambil dari Stasiun Sertung di Selat Sunda, Lampung Selatan itu, disimpulkan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau Level III (Siaga), dan direkomendasikan masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 5 km dari kawah.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tak Terdengar Dentuman
PVMBG menyampaikan pada periode pengamatan 5 Januari 2019 pukul 18.00 WIB sampai dengan 24.00 WIB, secara visual gunung kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Tidak terdengar suara dentuman.
Advertisement