Liputan6.com, Jakarta Tekanan atau beban hidup yang mendera terkadang membuat orang mudah putus asa dan menyerah. Sebuah studi menunjukkan, seseorang yang putus asa atau menyerah terhadap kehidupan akan berujung maut.
Rekan peneliti senior John Leach mengatakan, menyerah pada kehidupan adalah kondisi medis nyata dan bisa berujung kematian bila tak ditangani dalam tiga minggu, melansir laman New York Post, Selasa (8/1/2019).
Advertisement
Kondisi itu biasanya muncul pada individu yang mengalami trauma berat dan merasa tak ada jalan keluar. Individu yang mengalami hal tersebut melihat kematian sebagai satu-satunya jalan keluar yang masuk akal, jelas Leach.
Peneliti senior itu pun menyebutkan rangkaian tingkatan seseorang mengalami keputusasaan seperti menarik diri dari lingkup sosial, kurang motivasi dan respons nyeri, apatis, serta mengalami kematian psikogenik. Leach menyebutnya sebagai "kehancuran seseorang". Temuan Leach ini dipublikasikan dalam Science Direct.
"Kematian psikogenik itu nyata. Ini bukanlah bunuh diri dan juga tidak terkait dengan depresi," jelas Leach.
Menurutnya, kehilangan keinginan untuk hidup bisa berasal dari malfungsi di sirkuit otak yang mengelola kebiasaan. Leach juga menambahkan, motivasi sangat penting untuk menghadapi kehidupan dan bila hal tersebut gagal, maka apatis pun akan muncul.
"(Dorongan untuk) membalikkan kondisi putus asa dan keinginan untuk mati itu akan muncul ketika seorang survivor menemukan semacam pilihan atau memiliki kontrol yang diiringi dengan proses penyembuhan luka serta memilih kehidupan yang lebih menarik," jelas Leach.