Liputan6.com, Jakarta Stetoskop yang merupakan peralatan medis yang paling umum digunakan dokter ternyata menyimpan beragam bakteri. Bahkan, sebuah penelitian mengklaim beberapa bisa menyebabkan infeksi yang terkait dengan perawatan kesehatan.
Studi tersebut diungkap dalam jurnal Infection Control & Hospital Epidemiology oleh Society for Healthcare Epidemiology of America edisi Desember 2018. Mereka juga meninjau seberapa efektif metode pembersihan.
Advertisement
"Studi ini menggarisbawahi pentingnya mematuhi prosedur pengendalian infeksi yang ketat, termasuk sepenuhnya mematuhi prosedur dekontaminasu yang direkomendasikan oleh CDC di antar pasien," kata profesor di bidang kedokteran, paru-paru, alergi, dan perawatan kritis di University of Pennysylvania Perelman School of Medicine yang juga penulis studi Ronald Collman.
Mengutip dari Medical Xpress pada Senin (7/1/2019), Collman juga merekomendasikan seorang pasien untuk memiliki stetoskop-nya masing-masing yang disimpan di kamar rawat tiap-tiap pasien.
Simak juga video menarik berikut ini:
Bakteri yang ditemukan
Para peneliti sendiri menganalisis 20 stetoskop tradisional yang bisa digunakan kembali dan dibawa oleh dokter, perawat, dan terapis pernapasan. Selain itu, juga 20 stetoskop sekali pakai yang digunakan dalam setiap kamar pasien, serta 10 stetoskop sekali pakai yang tidak digunakan sebagai kontrol.
Analisis memperlihatkan, 40 stetoskop yang digunakan di ruang rawat intensif secara signifikan terkontaminasi bakteri. Walaupun begitu, mereka tidak dapat menentukan apakah stetoskop tersebut pernah membuat seorang pasien sakit.
Bakteri Staphylococcus ditemukan di semua stetoskop. Selain itu, setengahnya terkonfirmasi mengandung S. aureus. Dalam jumlah kecil, bakteri seperti pseudomonas dan acinetobacter juga ada di benda tersebut.
Peneliti juga melihat dampak pembersihan pada kontamnisasi. Mereka mengamil 10 sampel dan dibersihkan selama 60 detik menggunakan penghapus hidrogen peroksida. 20 stetoskop menggunakan cara tradisional seperti pembersih alkohol, tisu dengan hidrogen peroksida, dan tisu pemutih yang digunakan untuk durasi yang berbeda.
Semua cara itu memang mengurangi jumlah bakteri. Namun, gagal mencapai tingkat kontaminasi seperti stetoskop baru yang bersih.
Advertisement