Liputan6.com, Jakarta - Calon wakil presiden Ma'ruf Amin, ternyata masih sempat menggunakan waktunya untuk berkumpul bersama keluarga di tengah hiruk pikuk Pemilu 2019. Salah satunya, berbagi keceriaan bersama cucunya, Zaitunah atau akrah disapa Zaza yang berusia 2,5 tahun.
Di kediamannya, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta, Zaza yang merupakan putri Siti Haniatun Nisa, berlari-lari di ruang tamu. Padahal, Ma'ruf sedang bertemu Katib Aam PBNU, Yahya Cholil Staquf.
Advertisement
Ma'ruf Amin yang ditemani istrinya, Nyai Wury Estu Handayani duduk di sebelah sambil berbicara ringan. Tak lama, Zaza menghampiri kakek dan neneknya, sambil membawa makanan serta sendoknya.
Melihat tingkah laku cucunya, Ma'ruf Amin pun langsung ikut menggoda cucunya. "Wah, makan sendiri nih," kata Ma'ruf, Senin (7/1/2019).
Mendengar kata itu, Zaza pun langsung memasukkan makanannya ke dalam mulutnya. Tak lama, dia pun langsung mendekat. Ma'ruf pun langsung sigap memeluk dan mencium pipi dan kening sang cucu.
Ma'ruf menuturkan, merasa sangat gembira didatangi cucunya, meskipun sibuk. Dia telah memiliki 16 cucu dari 7 anaknya.
"Kalau cucu datang ke rumah, saya pasti senang. Saya tanyain mereka lagi ngapain," ucap Ma'ruf Amin.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Diundang PBNU
Sementara itu, anggota Dewan Pertimbangan Presiden, yang juga Katib Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengunjungi Cawapres nomor urut 1 Ma'ruf Amin. Pertemuan digelar tertutup.
Yahya mengaku ingin berdialog dengan Ma'ruf Amin yang merupakan salah seseorang sesepuh Nadhatul Ulama dan mantan Rais Aam Nadhatul Ulama.
"Ada banyak hal yang beliau gagas yang menjadi perhatian beliau. Dan tentu menjadi masukan penting, khususnya, Karena tidak lama lagi, insyaallah pada bulan Februari, Nadhatul Ulama menggelar konferensi besar dan Musyawarah Nasional alim ulama," ucap Yahya di kediamannya Ma'ruf Amin, Jalan Situbondo, Jakarta, Senin (7/1/2019).
Dia mengatakan, akan mengundang Ma'ruf Amin pada Munas nanti untuk berdialog dengan peserta musyawarah alim ulama.
"Dan sebagaimana tadi disinggung tentang rancangan undang-undang yang sekarang diproses. Dalam musyawarah nanti akan dibahas isu-isu penting yang terkait aturan kenegaraan salah satunya soal pendidikan pesantren. Tapi ada sejumlah ada isu lain yang akan diangkat," ungkap Yahya.
Ma'ruf Amin sendiri menyatakan, akan hadir dalam musyawarah nasional (Munas) itu. Dia juga membenarkan soal RUU Pesantren harus dipercepat.
"Bahwa semua pihak sepakat perlu ada Undang-undang Pesantren dan Pendidikan Keagamaan, karena undang-undang itu sangat diperlukan. Jadi perlu ada undang-undang yang mengatur bagaimana pemerintah bisa kasih penguatan pendidikan pesantren dan pendidikan Keagamaan. Dan ini tinggal sebenarnya itu dipercepat," jelas Ma'ruf Amin.
Advertisement