Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi serapan anggaran belanja 2018 yang mencapai 99 persen. Hanya saja ada beberapa hal yang perlu diperbaiki untuk kinerja serapan 2019.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Inderawati menyampaikan hal yang harus ditingkatkan adalah pemerataan serapan. Presiden mencatat, serapan anggaran di 2018 masih terfokus di akhir-akhir tahun.
"Arahan Pak Presiden tentu kita fokusnya jangan sampai menunggu terlalu lama. Karena kita juga lihat sampai 2018 itu juga penyerapan ya menunggu pada bulan Desember. Jadi kalau bisa seawal mungkin dipa yang sudah disiapkan," kata Sri Mulyani di Istana Kepresidenan, Senin (7/1/2019).
Baca Juga
Advertisement
Dikatakan Menkeu, serapan anggaran yang mencapai 99 persen di 2018, tidak terlepas dari bagusnya serapan anggaran untuk penyelenggaraan Asian Games. Selain itu, pengalihan anggaran tanggap bencana ke Kementerian/Lembaga (K/L).
Untuk 2019, dijelaskan Menkeu, ada beberapa pos anggaran yang mengalami kenaikan dan penyerapan harus lebih maksimal. Untuk pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui program pendidikan dan kesehatan hampir sekitar Rp 500 triliun. Padahal tahun lalu hanya Rp 440 triliun
Tidak hanya itu, kenaikan juga seperti halnya anggaran pembangunan infrastruktur yang naik menjadi Rp 410 triliun dari tahun lalu Rp 405 triliun.
"Kita berharap penyerapan bisa lebih merata pada awal tahun yang tidka menunggu sampai paruh kedua 2019. Dengan demikian juga dari sisi penyerapan kesempatan kerjanya juga naik," pungkas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sri Mulyani: Pengelolalan Anggaran Negara Terus Membaik
Menteri Keuangan Sri Mulyani meninjau pelaksanaan Tutup Tahun Anggaran, di Kantor Pelayanan perbendaharaan Negara (KPPN), Kompleks Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta pada Jumat malam kemarin.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan, pada 2018, terjadi perbaikan dari sisi realisasi belanja maupun indikator kinerja pelaksanaan anggaran.
Pertama, realisasi belanja kementerian dan lembaga (K/L) per 30 November 2018 mencapai 78,7 persen terhadap pagu APBN. Tingkat realisasi ini menjadi yang tertinggi sejak 2015 untuk periode yang sama.
BACA JUGA
"Kedua, keseluruhan anggaran belanja pemerintah pusat tumbuh 16,73 persen year on year (yoy), dengan capaian 84,2 persen dari pagu APBN," kata Sri Mulyani, seperti ditulis Sabtu (22/12/2018).
Angka indikator kinerja pelaksanaan anggaran sampai dengan kuartal III 2018 pun konsisten menunjukkan perbaikan yang signifikan dibanding tahun anggaran sebelumnya. Contohnya, frekuensi revisi anggaran berkurang hingga 86 persen, menunjukkan perencanaan anggaran yang makin akurat dan matang.
"Ketertiban penyampaian data kontrak yang juga meningkat dratis 78,04 persen dari 58,15 persen di 2017. Ketertiban penyelesaian tagihan SPM kontraktual 90,16 persen dari semula 86 persen dan penyampaian laporan pertanggungjawaban (LPJ), bendahara sakter menjadi 80 persen dari 61 persen di 2017," imbuh Sri Mulyani.
Advertisement