Kemenperin Anggarkan Rp 1,78 Triliun untuk Pendidikan Vokasi Industri di 2019

SDM menjadi ujung tombak dan kekuatan Indonesia dalam memasuki era industri 4.0 karena seiring dengan adanya bonus demografi hingga 15 tahun ke depan.

oleh Septian Deny diperbarui 07 Jan 2019, 19:32 WIB
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto memberikan sambutan pada pembukaan GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 di ICE BSD, Tangsel, Kamis (2/8). GIIAS 2018 mengambil tema Expand Ideas Beyond Mobility. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyiapkan anggaran sebesar Rp 1,78 triliun untuk pelaksanaan program pendidikan vokasi industri pada 2019. Langkah strategis ini dalam rangka membangun sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, terutama agar siap menghadapi perkembangan industri 4.0.

“Progam itu menjadi salah satu andalan pemerintah untuk menyiapkan angkatan kerja kita yang dapat menerapkan industri 4.0. Hal ini sejalan dengan implementasi roadmap Making Indonesia 4.0,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Senin (7/1/2019).

Dia menyebutkan, program pendidikan vokasi industri yang bakal dijalankan, antara lain berbasis pada kompetensi melalui sistem ganda atau dual system (teori dan praktik). Kegiatan ini diselenggarakan di seluruh unit pendidikan milik Kemenperin, yakni 9 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 10 Politeknik, dan 2 Akademi Komunitas dengan target peserta didik sebanyak 19.478 orang.

“Di tahun ini, kami juga menyelenggarakan program pendidikan Diploma I yang lulusannya nanti bisa bekerja langsung di industri dengan target 600 mahasiswa,” ungkap dia.

Airlangga menegaskan, SDM menjadi ujung tombak dan kekuatan Indonesia dalam memasuki era industri 4.0 karena seiring dengan adanya bonus demografi hingga 15 tahun ke depan.

“Sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo, tahun ini difokuskan pada pengembangan SDM yang berkualitas sehingga perlu dilakukan berbagai program pendidikan dan pelatihan vokasi secara lebih masif. Peningkatan kompetensi SDM menjadi salah satu program prioritas karena dapat memacu produktivtas dan daya saing sektor industri nasional," jelas dia.

Selain itu, Kemenperin akan memfasilitasi pembangunan Politeknik Industri Petrokimia di Cilegon, Banten dan Politeknik Industri Agro di Lampung. Saat ini, Kemenperin sedang menyusun kurikulum politeknik dengan tim komite yang telah ditetapkan dan lokasi politeknik dari hibah PT. Chandra Asri.

Upaya itu memudahkan para perusahaan di kawasan industri tersebut dalam mendapatkan tenaga kerja yang terampil sesuai kebutuhan saat ini.

“Bahkan, kami telah bekerja sama dengan Swiss untuk menerapkan pendidikan vokasi industri yang dual system di sejumlah Politeknik kami, dengan nama program Skill For Competitiveness (S4C),” imbuh dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


4 wilayah Sasaran

Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat meninjau mobil konsep Daihatsu pada pembukaan GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 di ICE BSD, Tangsel, Kamis (2/8). (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Pada tahun ini, Kemenperin pun melanjutkan peluncuran program pendidikan vokasi yang link and match antara SMK dengan industri. Ada empat wilayah yang akan disasar, yakni Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Program ini, ditargetkan mampu melibatkan sebanyak 2.600 SMK dan 750 industri.

“Jadi pada tahap ketujuh, rencananya launching program pendidikan vokasi yang link and match dengan industri di Makassar pada 17 Januari 2019 dengan target diikuti oleh 39 perusahaan industri dan 185 SMK,” tutur dia.

Selanjutnya, Kemenperin akan memberikan program peningkatan kompetensi guru produktif untuk lingkungan SMK sebanyak 2.000 orang. “Kami juga memfasilitasi silver expert untuk SMK sebanyak 100 orang,” ungkap Airlangga.

Dia menambahkan, tahun ini pihaknya juga menggelar program pelatihan industri berbasis kompetensi dengan sistem 3 in 1 (Pelatihan, Sertifikasi, dan Penempatan Kerja) yang ditargetkan dapat menjaring 72.000 peserta. Program ini juga dapat dimanfaatkan para penyandang disabilitas.

“Guna membangun infrastruktur kompetensi dan sertifikasi kompetensi, kami pun akan menyusun Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) sebanyak 20 SKKNI, 20 Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), 290 orang asesor kompetensi dan memberikan sertifikasi kompetensi sebanyak 15.000 orang,” paparnya.

 


Pusat Riset

Menteri Ekonomi dan Energi Jerman Peter Altmaier (tiga kiri), Menperin Airlangga Hartarto, dan Presdir PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto mencoba mobil listrik di Politeknik Manufaktur Astra, Jakarta, Kamis (1/11). (Liputan6.com/Pool/Mulawarman)

Sementara itu, dalam upaya menyiapkan SDM kompeten di era industri 4.0, Kemenperin tengah memfasilitasi pembangunan pusat riset atau inovasi di Jakarta dan pusat pelatihan bidang teknologi informasi (big data center and analytic) di Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar.

“Kami sedang memfasiltasi pembangunan mini plant indutstry textile and clothing 4.0 di Politeknik STTT Bandung, kemudian untuk industri alas kaki di Politeknik ATK Yogyakarta, dan advance manufacturing di Politeknik ATIM Makassar,” kata dia.

Di samping itu, Kemenperin akan menjalankan program peningkatan kompetensi aparatur industri 4.0 melalui pendidikan S2 double degree sebanyak 30 orang dan pelaksanaan training of trainer (ToT) tentang industri 4.0 yang akan bekerja sama dengan Festo, Siemens, dan Omron sebanyak 800 orang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya