Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Suhud Aliyuddin mengkritisi tujuan Komisi Pemilihan Umum (KPU) memberikan kisi-kisi pertanyaan karena untuk menjaga martabat paslon capres-cawapres. Menurutnya, alasan tersebut aneh.
"Alasan yang aneh. KPU bukan pertama kali mengadakan debat capres. Pilpres sebelumnya tidak ada yang jatuh martabat Capres/Cawapres saat debat tanpa ada bocoran pertanyaan," kata Suhud kepada Merdeka.com, Senin (7/1/2019).
Advertisement
Justru, kata dia, pola kisi-kisi pertanyaan malah menjatuhkan martabat capres-cawapres sebagai calon kepala negara dan kepala pemerintahan. Bobot debat pun akan berkurang.
"Sebagai perbandingan, ujian akhir anak SD kelas 6 saja yang diberitahu hanya kisi-kisi soal, bukan daftar pertanyaan. Dengan pola seperti itu akan mengurangi bobot debat capres," ucapnya.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menambahkan, mestinya KPU sebagai wasit Pemilu menjaga kualitas demokrasi dengan baik.
"Seharusnya KPU aktif menjaga kualitas Pilpres dan kualitas demokrasi kita," tandasnya.
Bocoran Pertanyaan
KPU RI memutuskan memberikan bocoran pertanyaan kepada capres-cawapres sebelum debat perdana (17/1) mendatang. Ketua KPU RI Arief Budimanmenilai pemberian bocoran ini bertujuan untuk menjaga martabat kandidat.
"Kita harus menjaga martabat dua paslon dan kita tidak ingin ada pertanyaan-pertanyaan yang justru saling menjatuhkan," ungkap Arief usai melantik komisioner KPUD se-Sumsel di Palembang, Senin (7/1).
Menurut dia, kebijakan itu diambil dari pengalaman debat-debat sebelumnya yang pertanyaannya cenderung detail dan terkesan memojokkan paslon lain. Oleh karena itu, pihaknya tak ingin ada pertanyaan lain kecuali yang disiapkan KPU.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement