Liputan6.com, Jakarta Calon Presiden di hari kedua penayangan. Naya sedang berada dirumah orang tuanya, Pak Nasir dan Bu Alfiah. Naya mengadu tentang masalah percintaannya bersama Fahri. Naya bilang sangat mencintai Fahri namun dia tidak ingin hubungannya menimbulkan masalah buat dirinya dan juga Rohmah dan Mustakim.
Pak Nasir meminta Naya sabar jika memang mencintai Fahri. Pak Nasir yakin dengan kesabaran, Naya bisa menaklukan hari orang tuanya Fahri.
Jubaedah mengompori suaminya, To’ip untuk segera melabrak Mustakim. Bila perlu laporkan ke polisi. Tapi To’ip bingung kan yang hilang Fahri kenapa yang dilaporin Mustakim. Jubaedah ngedumel sekena nya, "ya nanti pikirin aja dulu apa kek kasusnya".
Sementara masih di episode Calon Presiden sore ini, Mustakim sedang mennyantap ketoprak bersama Rohmah, tapi terhenti seketika karena suara pintu digedor dari luar. Mustakim kesal karena gedor-gedor kenceng banget.
Baca Juga
Advertisement
Mustakim dan Rohmah pun membukakan pintu, tampak Jubaedah dan To’ip, tanpa basa basi langsung nyerocos nyari Fahri dan nuduh Mustakim menyembunyikan Fahri.
Ikuti terus Calon Presiden...
Jangan Ngebut
Fahri menelpon Karyo, salah satu karyawan To’ip, ayahnya. Fahri menanyakan tentang suatu daerah yaitu kampungnya Naya. Karyo bilang tahu daerah itu. Fahri pun minta tolong Karyo untuk mengantarnya ke daerah itu besok pagi. Karyo bingung karena dia takut minta ijin sama To’ip.
Esoknya Fahri pamit ke Kong Basir dan Nyai Rupi’ah untuk pergi ke kampung Naya. Fahri juga sekalian pinjam mobil Kong Basir. Kong Basir pesen supaya Fahri hati-hati dan jangan ngebut.
Advertisement