Liputan6.com, Jakarta Selain fisik, kehamilan seseorang juga dipengaruhi aspek psikologis. Pasangan yang stres bisa menurunkan kesempatan akan hadirnya momongan dalam pernikahan.
Pada perempuan, saat sedang stres level hormon kortisol akan sangat tinggi. Hal ini bisa menghambat proses ovulasi atau pematangan sel telur. Tak ada sel telur yang matang atau terlambat akan mengurangi kemungkinan hamil.
Advertisement
Saat stres, area hipotalamus pada otak akan sangat terkena efeknya. Membuat siklus haid menjadi sangat berantakan.
"Banyak perempuan yang tidak haid secara teratur karena mengalami stres, kurang tidur dan banyak melakukan traveling," ungkap dokter Lisa C. Grossman Becht, seorang pakar kesuburan dari Columbia University Fertility Center, seperti dikutip dari PopSugar.
Stres juga dapat berdampak pada kondisi rahim yaitu menghambat implantasi embrio. Sementara bagi pria, stres bisa membuat gairah seksual menurun dan kualitas sel sperma.
Saksikan juga video menarik berikut
Kendalikan stres
Mengurangi stres adalah aspek penting untuk meningkatkan kesuburan. Jadi apa yang bisa dilakukan?
"Mengidentifikasi pemicu stres adalah langkah pertama. Setelah itu cari solusi segera untuk mengatasi atau setidaknya mengurangi efeknya pada kondisi psikologis. Lebih berpikir positif, berusaha santai dan menikmati apa yang ada," ujar Becht.
Level stres yang berkurang akan meningkatkan aliran darah ke organ reproduksi. Tentunya hal ini sangat baik untuk sehingga meningkatkan kesuburan. Mulai sekarang kendalikan juga fokus pikiran agar tak 'dijajah' oleh stres.
Penulis: Mutia
Sumber: Dream.co.id
Advertisement