Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meresmikan penataan Kawasan Dermaga Tawiri di Ambon, Maluku.
Dalam kesempatan itu, Basuki mengatakan, ia sengaja mengajak Sri Mulyani hadir untuk melihat langsung pemanfaatan dana APBN, khususnya yang bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
"Saya ajak Ibu Sri Mulyani untuk melaporkan hasil pembangunan infrastruktur khususnya yang didanai melalui SBSN di Provinsi Maluku, antara lain pembangunan Dermaga Tawiri yang didanai oleh SBSN," kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (10/1/2019).
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, Sri Mulyani menyampaikan, peresmian proyek di Maluku ini diharapkan akan meningkatkan perekonomian di daerah dan bagian dari hadirnya negara dalam membangun kawasan timur Indonesia.
"Ini juga mencerminkan komitmen yang tinggi Bapak Presiden Joko Widodo untuk membangun Indonesia dari pinggiran. Hal ini dibuktikan dengan kehadiran beliau langsung yang cukup sering (ke Indonesia Timur) untuk memastikan seluruh proyek infrastruktur bisa betul-betul diselesaikan," tutur Sri.
Penataan Kawasan Dermaga Tawiri di Ambon berupa pembangunan Dermaga TNI AL ini dilengkapi kantor, gudang senjata, pos jaga, dan klinik. Anggaran pembangunan sebesar Rp 121 miliar bersumber dari SBSN tahun 2017-2018. Pembangunan dikerjakan oleh Kontraktor PT Brantas Abipraya dengan konsultan PT Yodya Karya.
Pembangunan Dermaga
Pembangunan Dermaga Tawiri beserta sarana dan prasarana penunjang lainnya dimaksudkan untuk melayani sandar kapal tonase besar milik TNI AL yang tidak bisa melintas dibawah Jembatan Merah Putih.
Pada 2018, penataan ditambah dengan pembangunan mess bagi perwira, tamtama dan bintara yang dilengkapi furnitur lewat anggaran total Rp 20,1 miliar dengan kontraktor PT Adhidaya Evaniatama.
Adapun penataan kawasan Dermaga Tawiri dilanjutkan 2019, dimana akan dilakukan penataan lansekap dan dibangun dock seluas 48.155 m2, kawasan mangrove seluas 17.264 m2 dan fasilitas umum seperti monumen, masjid, gereja Protestan dan gereja Katolik. Biaya pembangunan diperkirakan sebesar Rp 30,6 miliar.
Kementerian PUPR melalui Ditjen Sumberdaya Air juga merevitalisasi Pantai Wainitu dengan membangun pengaman untuk menjaga garis pantai dari abrasi dan erosi, sekaligus untuk mendukung pengembangan Ambon Water Front City di zona 9.
Proyek pembangunan Pengaman Pantai Wainitu sepanjang 1.451 meter dilakukan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku, Ditjen Sumber Daya Air secara bertahap sejak 2013 sampai 2015.
Selain itu, pengerjaan dilanjutkan dengan penataan kawasan Wainitu yang sebelumnya merupakan salah satu kawasan kumuh di Kota Ambon.
Penataan dilakukan oleh Ditjen Cipta Karya pada tahun 2018 dengan anggaran Ro 11,3 miliar berupa pembangunan landmark, jalur pejalan kaki sepanjang 350 meter, lapangan futsal dan volley, jembatan, tempat bermain anak dan kawasan taman. Selain itu dilengkapi oleh lampu penerangan, tempat sampah dan gazebo.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement