Donald Trump Walk Out Saat Bahas Masalah Penutupan Pemerintahan AS

Donald Trump secara sepihak meninggalkan pertemuan dengan kubu Demokrat untuk membahas masalah penutupan pemerintahan AS.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 10 Jan 2019, 11:34 WIB
Donald Trump saat tiba di Pennsylvania, Amerika Serikat untuk mengenang tragedi serangan teroris 9/11. (Nicholas Kamm / AFP)

Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan walk out dari hadapan para pemimpin kubu Demokrat, ketika dia secara sepihak mengatakan perundingan menemui jalan buntu pada hari ke-19 penutupan pemerintah setempat.

Trump mengakhiri pembicaraan setelah Nancy Pelosi dan Chuck Schumer bersikeras dengan penolakan mereka untuk mendanai rencana penambahan tembok perbatasan AS-Meksiko.

Dikutip dari BBC pada Kamis (10/1/2019), Trump menyebut pertemuannya dengan pasangan Demokrat itu sebagai "buang-buang waktu".

Saat ini, sekitar 800.000 pekerja federal terancam tidak digaji untuk pertama kalinya sejak penutupan pemerintahan AS, yang telah melewati pekan ketiga.

Beberapa saat setelah walk out, Donald Trump mengetwit "selamat tinggal" kepada para pemimpin Demokrat.

Nancy Pelosi, yang merupakan Ketua DPR AS, mengatakan bahwa pegawai federal yang terancam kehilangan pendapatannya pada pekan ini adalah "isu yang mencoreng" sosok Trump.

"Trump tampaknya tidak peka akan hal itu. Dia pikir mereka (pekerja federal) bisa meminta uang ke orang tuanya, tetapi faktanya tidak, mereka bekerja untuk negara dan perlu dibayar," tegas Pelosi.

Sementara itu, Chuck Schumer mengatakan kepada wartawan bahwa Donald Trump tiba-tiba pergi ketika Ketua DPR mengatakan tidak akan menyetujui pendanaan pada tembok perbatasan.

"Dia (Trump) bertanya kepada Pelosi, 'Apakah Anda setuju dengan rencana tembok perbatasan?', yang kemudian dijawab tidak," ujar Schumer.

"Tidak lama kemudian dia berdiri dan berkata, 'Kalau begitu, kita tidak punya sesuatu untuk dibicarakan,' dan dia berjalan keluar. Lagi-lagi kita melihat kemarahan Trump karena dia tidak bisa mewujudkan kehendaknya," lanjut pejabat top Demokrat itu.

 

Simak video pilihan berikut: 

 


Demokrat Bersikukuh Tolak Pengajuan Dana oleh Trump

(Brendan Smialowski/AFP)

Di lain pihak, Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan kepada wartawan bahwa dia "kecewa" terhadap Demokrat, karena dinilai "tidak mau terlibat dalam negosiasi dengan itikad baik".

Kevin McCarthy, pemimpin Partai Republik di DPR AS, mengatakan ia melihat perilaku kubu Demokrat sangat "memalukan".

Donald Trump menuntut pendanaan senilai US$ 5,7 miliar (setara Rp 8,02 triliun) untuk pembangunan pagar baja sebagai ganti atas penolakan rencana tembok perbatasan, guna memenuhi janjinya pada pemilu AS pada 2016 lalu.

Namun Demokrat, yang bulan ini mengambil alih Dewan Perwakilan Rakyat AS, bersikukuh menolak pengajuan tersebut.

Perseteruan sengit di antara kedua kubu terjadi pada Rabu 9 Januari, sehari setelah pidato pertama Trump di tahun baru, tentang bagaimana ia menggambarkan isu di perbatasan sebagai penyulut krisis kemanusiaan dan keamanan.

Sebelumnya, Donald Trump mengancam pemberlakukan darurat nasional atas krisis di perbatasan, sebagai upaya memotong persetujuan Kongres AS dan membangun tembok pembatas.

Pelosi dan Schumur menilai ancaman Trump itu sebagai hal yang palsu, yang dilakukan hanya untuk menggertak.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya