Liputan6.com, Roma - Menteri Dalam Negeri Italia --yang berasal dari kubu sayap kanan-- Matteo Salvini, meramalkan bahwa negaranya dan Polandia dapat memicu terciptanya "Eropa Baru", yang mematahkan "poros Jerman - Prancis" dalam dominasi pengaruh di Benua Biru.
Pernyataan Salvini itu muncul untuk memberikan dukungan dalam pembentukan aliansi sayap kanan sebelum pemilihan Parlemen Eropa pada Mei mendatang, demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Kamsi (10/1/2019).
Salvini, yang juga menjabat sebagai wakil perdana menteri dan pemimpin Liga Sayap Kanan Italia, melakukan perjalanan ke Polandia pada Rabu 9 Januari, untuk melakukan pertemuan strategis dengan anggota partai Hukum dan Keadilan yang berkuasa.
Baca Juga
Advertisement
Kedua pihak memiliki pandangan anti-imigrasi, anti-muslim, dan skpetisme pada Uni Eropa yang serupa.
Salvini, bersama mitranya dari Polandia, Joachim Brudziński, mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa Eropa Baru dapat membawa "kebangkitan nilai-nilai baru".
Brudziński memuji strategi imigrasi garis keras yang dijalankan Salvini, termasuk di antaranya kebijakan menutup pelabuhan Italia untuk kapal migran.
Ditambahkan olehnya, bahwa kedua negara berbagi tujuan serupa dalam "memperkuat perbatasan" dan membantu meningkatkan kesejahteraan di negara asal imigran.
Salvini pertama kali mengemukan ide jaringan pan-Eropa atas nama partai-partai nasionalis, beberapa pekan setelah membentuk pemerintah koalisi dengan bekas saingan beratnya, Gerakan Lima Bintang (M5S), Juni lalu.
Dia juga diketahui menjalin kemitraan dengan pemimpin sayap kanan Prancis, Marine Le Pen. Keduanya sempat menggelar konferensi pers di Roma pada Oktober lalu, dan mengatakan bahwa pemilu Uni Eropa akan mengantar era baru dengan "akal sehat".
Mereka juga menyebut bahwa partai-partai nasionalis di Eropa sepakat bersatu untuk mengembalikan nilai, kebanggaan, dan martabat masyarakat Benua Biru.
Simak video pilihan berikut:
Manifesto Politik Antar Kelompok Populis Eropa
Pada saat yang sama, mitra koalisi Salvini, Luigi Di Maio, mengumumkan bahwa ia sedang mempersiapkan manifesto pemilu dengan kelompok-kelompok populis Eropa yang sejalan dengan M5S-nya.
Pada hari Selasa, dia mengadakan pertemuan dengan beberapa pegiat sayap kanan Eropa di Brussels. Beberapa di antaranya adalah Paweł Kukiz yang merupakan mantan bintang pencetus kelompok nasionalis Kukiz'15 asal Polandia, Ivan Sincic dari Partai Living Wall Kroasia, dan Karolina Kähönen yang menggambarkan dirinya sebagai gerakan politik liberal di Finlandia.
"Mereka adalah energi paling indah dan mengagumkan di Eropa. Impian kami adalah Eropa dengan lebih banyak hak sosial, lebih banyak inovasi dan lebih sedikit keistimewaan. Eropa yang mengutamakan kebutuhan warganya," tulis Di Maio di Facebook.
Namun, di Prancis, Di Maio justru terlibat pertikaian dengan pemerintah setempat karena diketahui mendorong gerakan Rompi Kuning --yang telah melakukan banyak aksi protes sejak Desember 2018-- untuk "tidak menyerah".
Dia mengatakan protes itu mengingatkannya pada semangat yang melahirkan M5S, dan dia berencana untuk bertemu aktivis Rompi Kuning dalam beberapa hari ke depan.
Advertisement