Liputan6.com, Jakarta Seorang pengguna Twitter dengan nama akun @rakyatbangtan atau Aya menulis sebuah utasan (thread), mengenai kondisi sang tante yang mengalami gendang telinga pecah gara-gara sering menahan bersin.
Dalam utasan yang rilis pada Selasa, 8 Januari 2018, Aya mengatakan, gendang telinga pecah disebabkan tantenya merasa malu untuk bersin lantaran sering ditertawakan orang-orang. Alhasil, setiap kali bersin, sang tante harus tutup mulut sama hidung.
Advertisement
"...eh pas kebetulan bersinnya gede, keluarnya lewat telinga, terus gendang telinganya pecah. Banyak darah yang mengucur, akhirnya dia enggak bisa mendengar,"
tulis akun @rakyatbangtan itu.
Tim Health Liputan6.com coba mengonfirmasi perihal utasan yang sudah dibagikan oleh lebih lima ribu akun dan mendapat tanda love dari dua ribu akun pada Rabu, 9 Januari 2019.
Menurut pemilik akun, kejadian tidak mengenakkan yang menimpa tantenya itu terjadi sebelum dia lahir. Utasan itu dia buat, karena tiba-tiba saja teringat salah seorang teman yang bernasib sama dengan tantenya, sering ditertawakan setiap kali bersin.
"Sudah enggak bisa dengar lagi orangnya," kata dia saat ditanya bagaimana kondisi tantenya sekarang.
Pecah Gendang Telinga Menurut Dokter
Kemudian, Health-Liputan6.com coba menghubungi Prof dr Jenny Bashiruddin SpTHT(K), PhD dari Departemen Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan (THT) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangkusumo (FKUI RSCM).
Dokter Jenny cukup kaget mengetahui hal tersebut. Sebab, pecah gendang telinga karena sering menahan bersin merupakan hal yang sangat langka.
Menurut dia, seseorang bisa saja mengalami hal seperti itu, tapi karena terjadinya sumbatan di telinga saat dia batuk atau pilek.
"Gendang pendengaran itu kuat sekali sebenarnya. Kalau bersin doang, sih, jarang bisa sampai seperti itu," kata Jenny.
"Tapi memang bisa kedorong gitu lho... Cuma jarang sampai pecah," ujarnya lagi saat dihubungi pada Kamis, 10 Januari 2019.
Advertisement
Karena Infeksi
Bila sampai mengalami pecah gendang telinga, jelas Jenny, biasanya karena infeksi, "Namanya infeksi telinga tengah atau otitis media."
Misal, ada pasien batuk dan pilek yang tidak diobati dengan baik, maka tuba di telinganya jadi tersumbat, sehingga tidak berfungsi dengan baik. Kalau tidak bisa berfungsi dengan baik, terjadilah penyempitan tuba atau oklusi.
"Kalau oklusi tuba terjadi, maka fungsi tuba sebagai penyeimbang antara udara luar dan telinga tengah jadi engga seimbang. Jadi, bisa terjadi tekanan engatif di dalam telinga tengah," kata Jenny.
"Kalau terjadi tekanan negatif, itu kan fungsinya jadi enggak baik. Jadinya bentukan cairannya enggak bisa keluar, susah diserap. Dia bisa menjadi kuman, menjadi sumber kuman, ya hidupnya kuman di situ," ujarnya menjelaskan.
Berisiko Pecah Gendang Telinga
Kalau jumlahnya sudah terlalu banyak dan tak juga diobati, ini bisa menyebabkan pecahnya gendang telinga.
"Kalau cairannya penuh di dalam telinga tengah, maka dia akan ngedorong, maka bisa pecah gendangnya," katanya. "Itu yang namanya gendang pecah," tambahnya.
Kalau kondisi baru terjadi, masih bisa diobati agar segera sembuh. Akan tetapi, jika sudah terlalu lama, diobati saja tidak cukup, harus juga dioperasi.
"Operasi penutupan gendang namanya," katanya.
Advertisement