Kementerian PUPR Target Serap 2.542 Ton Aspal Karet di 2019

Ton aspal karet makin digencarkan Kementerian PUPR di 2019.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 10 Jan 2019, 13:00 WIB
Proyek aspal karet Kementerian PUPR. Dok: Kementerian PUPR

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus meningkatkan penggunaan karet sebagai campuran beraspal atau aspal karet dalam penanganan jalan nasional. Hal ini lantaran penggunaan aspal karet yang kualitasnya lebih bagus dibanding aspal biasa, juga akan menyerap hasil karet ditengah penurunan harga karet dunia.

Sebagai informasi, Indonesia merupakan salah satu produsen karet alam terbesar di dunia. Setiap tahun produksi karet alam Indonesia mencapai 3,2 juta ton, dan 0,6 juta ton diantaranya dimanfaatkan industri dalam negeri, sementara 2,4 juta ton lainnya diekspor ke mancanegara.

Pada 2018, Kementerian PUPR telah membeli aspal karet di Sumatera Selatan dan Jawa Barat total Rp 7 milyar. Pembelian dilakukan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) V Sumsel dan BBPJN VI Jakarta, Jawa Barat dan Banten selaku pengguna aspal karet.

Menurut Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja, pada 2019 ini rencana pengadaan aspal karet yang sudah ditetapkan dengan Surat Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR yakni sebanyak 2.542 ton aspal karet (177 ton lateks pekat atau 354 ton lateks kebun) dengan nilai sekitar Rp 3,15 miliar.

"Pengadaan dilakukan secara bertahap untuk menghindari penyimpanan dalam waktu lama yang dapat menyebabkan karet alam rusak," jelas Endra, Kamis (10/1/2019).

Adapun mekanisme pembelian karet dari petani dilakukan oleh pabrik atau koperasi yang memproduksi brown crepe. Kementerian PUPR nantinya akan mendapat suplai brown crepe dari pabrik. Syaratnya, pabrik wajib mencantumkan Surat Keterangan dan kuitansi pembelian dari petani atau KUD.


Keunggulan

Proyek aspal karet Kementerian PUPR. Dok: Kementerian PUPR

Keunggulan penggunaan karet alam pada campuran beraspal panas untuk perkerasan jalan diantaranya memiliki tingkat perkerasan lebih baik, tidak mudah meninggalkan jejak roda pada saat aspal basah, dan daya tahan lebih tinggi dibanding aspal biasa.

Untuk penggunaan aspal karet, pada 2017-2018 diterapkan pada preservasi Jalan Muara Beliti–Tebing Tinggi–Lahat sepanjang 125 Km dengan anggaran sebesar Rp 30,55 miliar.

Dari total panjang tersebut, terdapat 4,37 Km yang menggunakan aspal karet dengan ketebalan 4 cm. Porsi bahan karet atau brown crepe yang digunakan adalah sekitar 7 persen atau 81 ton karet alam per km.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya