Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Namun pelaku pasar harus tetap mewaspadai berbagai macam sentimen yang dapat membuat laju rupiah tertahan.
Mengutip Bloomberg, Kamis (10/1/2019), rupiah dibuka di angka 14.047 per dolar AS, menguat jika dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.125 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus menguat hingga ke level 14.040 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.040 per dolar AS hingga 14.099 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah menguat 2,38 persen.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.093 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.120 per dolar AS.
Baca Juga
Advertisement
Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan, dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang dunia didorong oleh harapan investor bahwa perundingan perdagangan AS-China akan tercapai kesepakatan.
"Penyelesaian perang dagang antara AS-China memberi harapan bagi pertumbuhan ekonomi," katanya dikutip dari Antara.
Situasi itu, lanjut dia, memberi dampak positif bagi fluktuasi rupiah sehingga kembali bergerak di area positif.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menambahkan penguatan rupiah berlanjut merespon mata uang China yang terapresiasi.
"Mata uang yuan China yang positif berimbas pada sejumlah mata uang di kawasan Asia lainnya, termasuk rupiah," katanya.
Meski demikian, ia mengingatkan, agar pelaku pasar tetap mewaspadai berbagai macam sentimen yang dapat membuat laju rupiah tertahan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sri Mulyani: Tekanan Terhadap Rupiah Semakin Berkurang
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menjelaskan bahwa dana asing sudah mulai masuk kembali ke Indonesia (capital inflow) sehingga neraca pembayaran menjadi lebih positif. Selain itu, tekanan terhadap rupiah juga sudah terlihat semakin mengurang.
“Kami akan jaga terus bersama Bank Indonesia dari sisi persepsi karena kemarin dengan APBN yang kita sampaikan sangat positif, primary balance nya sudah mendekati nol, defisitnya jauh lebih kecil,” kata Sri Mulyani dikutip dari laman Setkab, Selasa (8/1/2019).
Kondisi itu menyebabkan kepercayaan terhadap surat-surat berharga di Indonesia menjadi meningkat. Sehingga saat Federal Reserve (Bank Sentral AS) mengumumkan bahwa mereka akan bersabar itu memberikan tenaga terhadap posisi Indonesia.
“Jadi ini yang akan kami coba terus perbaiki di dalam rangka untuk bisa meningkatkan positive sentiment pada awal tahun,” terang Sri Mulyani.
Advertisement