Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) saat ini tengah menggenjot nilai investasi dan ekspor dari berbagai industri Tanah Air, dan salah satunya otomotif. Pasalnya, produksi kendaraan di Indonesia saat ini memiliki kapasitas yang cukup besar, hingga mencapai 2 juta unit per tahun.
Untuk mendukung hal tersebut, salah satu target negara tujuan ekspor dari Indonesia, adalah Australia. Bahkan, kesempatan tersebut cukup terbuka lebar, dengan saat ini masih dibahasnya kerja sama ekonomi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
Advertisement
"Saat ini, industri otomotif kita punya kapasitas 2 juta unit per tahun, sementara untuk kebutuhan domestik 1,1 juta unit, dan ekspor 300 ribu unit, maka sisanya bisa dimanfaatkan untuk menambah ekspor," terang Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, disitat dari laman resmi Kemenperin, ditulis Kamis (10/1/2018).
Terkait hal itu, Kemenperin telah membahas dengan Kementerian Keuangan (kemenkeu) untuk memperbaiki struktur Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
"Kalau nanti perjanjian kerja sama dengan Australia sudah ditandatangani, pasar ekspor di sana sebesar 1,2 juta unit bisa kita dorong," tambahnya.
Selain PPnBM, dalam perjanjian Indonesia-Australia ini juga disebutkan pembebasan bea masuk nol persen untuk produk otomotif.
Selanjutnya
Menanggapi wacana bea masuk tersebut, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi menilai, ini merupakan langkah yang baik bagi pemerintah untuk meningkatkan ekspor RI.
"Salah satu tujuan kita memang ke sana, bahwa kita mengharapkan adanya free trade agreement antara Indonesia dan Australia. Karena Australia ini pasar mobil yang bagus buat Indonesia," tutur dia saat dihubungi Liputan6.com, beberapa waktu lalu.
Namun, Yohanes menuturkan, kendaraan sedan merupakan mobil dengan pasar terlaris di dunia. "Marketnya jika kita lihat sedan itu bisa 30 juta unit per tahun, marketnya besar, Indonesia harus bisa ekspor sedan juga," tegasnya.
"Ini yang sedang dikerjakan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin), yaitu harmonisasi tarif sehingga Indonesia ke depan bisa buat MPV, sedan, yang merupakan kendaran-kendaraan terlaku di dunia," pungkasnya.
Advertisement