Menanti Hasil Negosiasi Perdagangan AS-China

Amerika Serikat dan China telah melakukan pertemuan ketiga di Beijing untuk membicarakan perang dagang.

oleh Ayu Lestari Wahyu Puranidhi diperbarui 03 Mar 2021, 13:06 WIB
Perang Dagang AS vs China

Liputan6.com, Washington - Amerika Serikat (AS) dan China akhirnya mengakhiri pertemuan yang ketiga di Beijing pada Rabu 9 Januari 2019.

Pertemuan ini masih membahas bagaimana untuk mengakhiri perang dagang yang terjadi sejak 2018.

Dilansir dari CNN seperti ditulis Sabtu (12/1/2019), perwakilan Amerika Serikat (AS) mengatakan pada pertemuan dengan delegasi China ada pembahasan tentang pembelian dalam jumlah besar pada sektor pertanian, energi, barang-barang manufaktur dan produk serta layanan lain dari AS oleh China. Namun, sayangnya belum ada perjanjian baru yang dibicarakan.

Berdasarkan pernyataandari kantor perwakilan dagang AS, para pejabat menekankan  setiap kesepakatan perdagangan dengan Beijing perlu diverifikasi lebih lanjut dan penguatan yang berlaku.

Akan tetapi, AS tidak menyebutkan dengan jelas mengenai berapa banyak negosiator yang telah dibuat.

Negosiator nampaknya membuat lebih banyak perjanjian dalam sektor-sektor tertentu seperti yang telah direncanakan oleh China untuk meningkatkan biaya ekspor Amerika Serikat.

Selain itu, China juga memberikan perusahaan-perusahaan AS akses yang lebih besar untuk membangun kepercayaan kembali antara kedua belah pihak akibat dari konfrontasi pahit yang terjadi selama berbulan-bulan.

China melalui Kementerian Perdagangannya mengatakan pertemuan berlangsung tiga hari tersebut lebih untuk meningkatkan rasa pengertian antara kedua belah pihak dan mencari jalan keluar untuk menyelesaikan masalah yang telah menjadi perhatian dunia.

 


Selanjutnya

Presiden AS, Donald Trump menjabat tangan Presiden China, Xi Jinping saat jamuan makan malam di resor Mar a Lago, Florida, Kamis (6/4). Kedua pemimpin negara tersebut diagendakan akan menghabiskan waktu bersama secara privat. (AP Photo/Alex Brandon)

Pertemuan di Beijing, China menjadi perundingan perdangan formal pertama antara kedua negara ini, semenjak Presiden Donald Trump dan pemimpin China Xi Jinping menyetujui gencatan senjata pada pertemuan puncak G20 di Argentina pada Desember 2018.

Pertemuan kemarin menjadi uji coba apakah perjanjian tersebut bisa dicapai sebelum 2 Maret di saat Trump menaikkan tarif barang-barang impor China sebesar USD 200 miliar atau setara Rp 2.810 triliun. Harga ini naik dari 10 persen menjadi 25 persen.

Langkah ini membuat perang dagang yang terjadi selama berbulan-bulan ini menjadi semakin memanas. Para pejabat AS juga mengatakan, selama diskusi kemarin mereka menyatakan akan mengatasi masalah defisit perdagangan dan menyelesaikan masalah struktural yang mempengaruhi perdagang antara kedua negara ini.

Pertemuan kemarin, diperpanjang menjadi tiga hari dan ini menjadi tanda akan hasil yang positif dari perseteruan perdagangan kedua negara raksasa ini. Hal ini diperjelas oleh Trump, ia mengatakan "Pembicaraan dengan China berjalan sangat baik!" dalam akun twitter pribadinya pada Selasa 8 Januari 2019.

Meskipun pemerintah AS belum menentukan berapa lama pembicaraan ini akan berlangsung, tapi pihak China mengatakan pertemuan ini hanya berlangsung selama dua hari.

Satu terobosan nyata dalam pertemuan kali ini adalah China akan menyetujui impor lima varietas tanaman rekayasa genetika, ini merupakan sebuah keputusan yang telah ditunggu-tunggu bagi para petani dan pebisnis AS. Langkah ini diambil China sebagai jawaban atas keluhan Trump.

Selain itu, pembicaraan-pembicaraan penting lainnya akan dibicarakan pada pertemuan mendatang. Adapun para pejabat AS akan menjamu negosiator China di Washington AS pada akhir bulan ini.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya