Liputan6.com, Jakarta - Kalau Anda belanja ke pasar atau beli makanan, pasti sudah sering melihat makanan yang dibungkus dengan daun pisang. Nasi bungkus, pepes sampai tempe, seringkali menggunakan daun pisang sebagai pembungkus.
Namun pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa daun pisang dijadikan pembungkus makanan? Sejak kapan dan bagiamana asal mulanya? Pembungkus makanan, menurut Blog Rista Agustina adalah sebagai pelindung makanan yang menjaga dari kemungkinan kerusakan fisik, kimia, biologis maupun mekanis.
Baca Juga
Advertisement
Daun pisang dinilai punya sejumlah faktor pendukung sebagai pembungkus makanan yang bisa melindungi makanan dari kerusakan. Daun pisang umumnya menjadi pembungkus makanan dalam berbagai kuliner Jawa.
Bahkan orang Jawa punya banyak sebutan untuk berbagai teknik melipat daun pisang untuk membungkus makanan, seperti misalnya pincuk, pinjung, takir dan lain sebagainya.
Orang zaman dulu, memanfaatkan daun pisang sebagai pembungkus makanan karena belum ada kemajuan produksi yang dinamakan plastik. Jadi satu-satunya cara membungkus makanan adalah dengan bahan-bahan alami, salah satunya daun pisang.
Daun pisang mempunyai penampang yang lebar dan panjang serta tidak memiliki getah yang membahayakan sehingga cocok untuk meletakkan atau membungkus makanan. Daun pisang tidak berpori sehingga makanan tidak basah merembes dan tidak mudah sobek ketika sudah dipanaskan.
Uniknya, daun pisang juga mengandung polifenol dalam jumlah besar, hampir sama dengan kandungan daun teh. Polifenol berbentuk EGCG ini menghasilkan aroma khas yang menambah rasa sedap makanan selain menjadi pembungkus makanan. (Febi Anindya Kirana/Fimela.com)
Saksikan video pilihan di bawah ini: