BI: Masyarakat Sudah Terbiasa dengan Fluktuasi Rupiah

Bank Indonesia selaku pihak regulator tetap terjun ke pasar untuk menjaga stabilitas nilai rupiah.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 10 Jan 2019, 20:40 WIB
Rupiah pada saat istirahat siang ini tercatat melemah sebesar 162 poin atau turun tajam 1,24 persen ke kisaran Rp 13.246 per dolar AS, Jakarta, Rabu (9/11). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat. Menurut data Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah pada hari ini menguat di posisi 14.093 per dolar AS.

Namun begitu, nilai tukar rupiah sempat melemah dari hari sebelumnya pada 3 Januari 2019, yakni di angka 14.474 per dolar AS atau mengalami kenaikan Rp 19 dibanding 2 Januari 2019 sebesar 14.465 per dolar AS.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah berpendapat, masyarakat tampaknya sudah terbiasa dengan ketidakstabilan kurs rupiah yang kerap terjadi sepanjang 2018 silam.

"Menurut saya, masyarakat sudah terbiasa dengan pergerakan itu," sebut dia saat berbincang dengan wartawan di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (10/1/2019).

Dia beranggapan seperti itu lantaran selama tahun kemarin nilai tukar rupiah kerap terombang-ambing hingga mencapai kisaran pada angka 15.00 per dolar AS, namun perekonomian negara terpantau tetap stabil.

"2018 kita melewati level psikologis yang mengkhawatirkan terkait kurs rupiah. Sekarang level psikologis sudah tersentuh, dan ekonomi Indonesia tetap stabil," ungkapnya.

Nanang juga mengatakan, Bank Indonesia selaku pihak regulator tetap terjun ke pasar untuk menjaga stabilitas nilai rupiah, baik di saat menguat ataupun melemah. Dia menambahkan, bank sentral negara memberikan ruang kepada market untuk ikut menentukan kurs rupiah.

"Kami berikan ruang rupiah bergerak sesuai mekanisme pasar. Hari ini rupiah menguat, itu bagian dari mekanisme pasar," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pengusaha Ingin Gerak Rupiah Stabil

Petugas melayani nasabah di gerai penukaran mata uang di Ayu Masagung, Jakarta, Senin (13/8). Pada perdagangan jadwal pekan, senin (13/08). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menyentuh posisi tertingginya Rp 14.600. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergejolak lantaran penguatan dan pelemahan terjadi dalam waktu singkat pada awal 2019.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berharap fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak akan terlalu tajam pada 2019. Ini sebab naik turunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tersebut dinilai akan merepotkan para pengusaha yang juga merupakan nasabah BCA.

Direktur BCA, Henry Koenaifi mengatakan, selama nilai tukar rupiah tidak mengalami penguatan dan pelemahan yang 'gila-gilaan', pengusaha masih akan aman dan nyaman dalam menjalankan usahanya. 

"Pengusaha itu yang paling penting naik dan turunnya rupiah tidak gila-gilaan. Yang paling penting itu, misalnya dari Rp14.100 lalu turun ke Rp 12.100, terus nanti ada goncangan naik lagi ke Rp 14.000 lagi. Ini melambung banget," kata Henry saat ditemui di Menara BCA Jakarta, seperti ditulis Kamis (10/1/2019).

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) bergerak fluktuatif pada perdagangan Kamis 10 Januari 2019. Pagi ini, rupiah dibuka di level 14.048 per USD atau melemah dibanding penutupan perdagangan kemarin di 14.125 per USD.

Mengutip data Bloomberg, rupiah kemudian bergerak melemah usai pembukaan. Tercatat, rupiah sempat menyentuh level 14.099, tapi kembali menguat dan saat ini nilai tukar berada di 14.077 per USD.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya