Liputan6.com, Jakarta - Tak bisa dimungkiri, Tanah Abang selalu menjadi magnet bagi warga Ibu Kota. Kenapa? Pusat perdagangan terbesar di Asia Tenggara ini selalu menyediakan produk berkualitas dengan harga relatif bersahabat dengan kantong.
Tak ayal, pedagang kaki lima (PKL) menjamur hingga ke tempat tidak semestinya. Pada zaman kepemimpinan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama, PKL dipindahkan ke Blok G Pasar Tanah Abang.
Advertisement
Tongkat kepemimpinan berganti, penegakan aturan sempat kendor. PKL kembali menguasai jalanan.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, kemudian melegalkan PKL berdagang di Jalan Jati Baru, sebelum tempat berjualan permanen yang terintegrasi dengan Stasiun Tanah Abang selesai.
Pada akhirnya, 7 Desember 2018, jembatan penyeberangan multiguna ini diuji coba. PKL mulai membuka kiosnya dengan antusias. Begitu pun dengan penyeberang jalan.
Namun, antusiasme itu tak berlangsung lama. Padahal, pemprov berharap para PKL ini tak lagi berjualan di jalan meski tak ada Satpol PP, sehingga lalu lintas lancar. Pemprov juga berharap pejalan kaki lewat jembatan penyeberangan itu, sehingga kios pedagang ramai pembeli.
Lantas, seperti apa kondisi nyata skybridge Tanah Abang yang masih diuji coba hingga 15 Januari 2019 nanti? Berikut catatan Liputan6.com:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Terus Dijaga Satpol PP
Wakil Wali Kota Jakarta Pusat, Irwandi, mengatakan ada sebanyak 446 PKL yang sudah terdata dan akan pindah ke skybridge. Sementara, sebanyak 200 PKL akan dipindah ke Blok F. Sisanya, PKL yang tidak terdaftar, akan digusur.
"Nah, itu tugas saya nanti nyapu, sisanya PKL di bawah," kata Irwandi di Tanah Abang, Jumat, 7 Desember 2018.
Menurut dia, Pemkot Jakpus akan mengerahkan 500 personel Satpol PP untuk "membersihkan" bawah skybridge Tanah Abang dari PKL.
"Senin kita akan turunin 500 satpol PP, jadi 300 dari provinsi, 200 wilayah," ucap Irwandi kala itu.
Pengamatan Liputan6.com pada Selasa 8 Januari 2019, bawah jembatan ini sudah bersih dari PKL, tapi Satpol PP masih berjaga-jaga.
Advertisement
2. Warga Lebih Pilih Loncati Pagar
Meski skybridge Tanah Abang telah dibangun, ada sejumlah warga Ibu Kota yang masih enggan memanfaatkan fasilitas dari Pemprov DKI ini. Mereka lebih memilih berjalan di kolong jembatan dan melompati beton pembatas.
Seperti yang terlihat pada Kamis sore kemarin, mereka memilih berjalan dari arah Blok A, B, F, dan G yang hendak menuju pintu masuk Stasiun Tanah Abang dengan melompati separator dari pada melintas di skybridge.
Adel, salah satu warga, mengaku melompati pagar demi efisiensi waktu.
"Saya buru-buru. Kalau naik itu (jembatan penyeberangan multiguna) kelamaan," ucap dia sembari berjalan.
Lain halnya dengan ibu-ibu yang enggan disebutkan namanya. Dia mengaku hanya ikut-ikutan melompati jalanan dibanding melintas di skybridge.