Mengenal Gunung Agung, Destinasi Favorit Para Pendaki yang Kembali Erupsi

Berada di ketinggian diatas 3000 meter, dari Gunung Agung kita bisa melihat alam Bali dan daerah sekitar secara sempurna.

oleh Henry diperbarui 11 Jan 2019, 12:00 WIB
Gunung Agung di Bali. (dok.Instagram @dolanbareng_id/https://www.instagram.com/p/BscWVfPFMHX/Henry

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu kawasan wisata di Bali, yaitu Gunung Agung, kembali mengalami erupsi, Kamis malam, 10 Januari 2019. Laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi gunung yang terletak di Kabupaten Karangasem itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi kurang lebih 4 menit 26 detik.

Gunung Agung memang merupakan salah satu objek wisata di Bali yang cukup terkenal. Gunung Agung berketinggian 3.014 meter diatas permukaan laut (dpl) dan dipercaya sebagai tempat tinggalnya para roh leluhur masyarakat Hindu Bali. Gunung Agung merupakan salah satu gunung aktif di Pulau Bali.

Letusan terakhirnya terjadi sekitar 1963 dan mengakibatkan kehancuran yang cukup parah, terutama di Kabupaten Karangasem. Saat ini, Gunung Agung berada pada status siaga atau level III.

Masyarakat sekitar dan pendaki, pengunjung, wisatawan diminta tidak berada, tidak mendaki dan tidak beraktivitas apapun di radius empat kilometer dari kawah puncak Gunung Agung. Kawasan ini memang banyak digemari para pendaki.

Berada di ketinggian diatas 3000 meter sudah pasti bisa melihat alam Bali dan daerah sekitar secara sempurna. Dilansir dari laman Panduan Wisata Bali, pengunjung tak hanya dibius oleh pemandangan alam di sekitar Gunung Agung yang eksotis, juga Gunung Rinjani yang terletak di Pulau Lombok bisa terlihat dari puncak gunung yang terkenal ini.

Selain Rinjani, keindahan gugusan Kepulauan Nusa Penida bisa ikut dinikmati dari puncak gunung. Begitu juga dengan Pantai Sanur serta Gunung dan Danau Batur yang bisa dinikmati dan dipandangi sepuasnya dari daerah tertinggi Gunung Agung.

Namun untuk saat ini, ada baiknya mengkaji lebih dulu perkembangan di kawasan Gunung Agung. Itu karena zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya