Liputan6.com, Tokyo - Mantan Ketua Nissan, Carlos Ghosn menyatakan tidak bersalah atas tuduhan pelanggaran keuangan yang dituduhkan kepadanya. Hal tersebut, disampaikan oleh pria berusia 64 tahun ini ketika penampilan publik pertamanya, sejak penangkapan November 2017 lalu.
Dilansir Reuters, ditulis Jumat (11/1/2019), Ghosn dibawa ke ruang sidang di pengadilan Tokyo, Jepang, dengan borgol dan seutas tali di pinggangnya. Pria yang masih menjabat Ketua Renault ini, mengenakan jas biru tua dan kemeja putih tanpa dasi, dan terlihat lebih kurus dibandingkan sebelum penangkapan.
"Saya telah dituduh dan ditahan secara tidak adil atas tuduhan yang tidak mendasar," jelas Ghosn sembari membaca catatan pernyataannya tersebut.
Baca Juga
Advertisement
"Saya sangat percaya bahwa dalam semua upaya saya atas nama perusahaan, saya telah bertindak terhormat, secara hukum dan sepengetahuan dan persetujuan dari eksekutif yang sesuai dalam perusahaan," tambah Ghosn.
Sidang pengadilan ini diminta oleh pengacara Ghosn, dan diadakan untuk menjelaskan alasan penahanan kliennya yang sangat berkepanjang sejak penangkapannya pada 19 November 2017 lalu.
Sementara itu, hakim Yuichi Tada mengatakan, penahanan itu karena resiko penerbangan ke luar negeri, dan kemungkinan Ghosn menyembunyikan bukti.
Namun, Ghosn sendiri menggunakan kesempatan pengadilan tersebut untuk menyangkal semua tuduhan tersebut, dan membantah apa yang dituduhkan dan menjadi serangan balik bagi pihak yang menuduh ia melakukan pelanggaran keuangan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kasus Carlos Ghosn Seret Pebisnis Arab Saudi
Skandal keuangan yang melibatkan mantan Chairman Nissan, Carlos Ghosn terus berlanjut. Kini, dakwaan baru dari Jaksa di Tokyo, Jepang, bahwa Ghosn telah menggunakan dana perusahaan untuk membayar seorang pebisnis Arab Saudi yang disebutkan telah membantu keuangannya.
Melansir Reuters, ditulis Selasa (1/1/2019), mantan orang nomor 1 di Mitsubishi ini juga telah didakwa sebanyak tiga kali. Untuk yang terbaru, jaksa menyebutkan jika Ghosn telah mengalihkan kerugian di investasi pribadinya kepada Nissan.
Dakwaan tersebut, didukung dengan pernyataan jika pada Oktober 2008 Ghosn berusaha untuk menangani kerugian sebesar US$16,6 juta yang muncul dari pertukaran kontrak yang didapat dari bank yang tidak disebutkan.
Kemudian, ada seseorang yang membantu mengatur letter of credit untuk Ghosn, dan sebuah perusahaan yang dijalankan oleh orang tersebut menerima US$14,7 juta dana Nissan dalam empat kali angsuran antara 2009 dan 2012.
"Dengan melakukan hal tersebut, (Ghosn) telah melakukan tindakan yang melanggar kepercayaan dan menimbulkan kerusakan pada properti Nissan," tulis pernyataan Jaksa.
Sementara itu, menurut sumber-sumber Nissan yang mengetahui penyelidikan kasus ini, pengusaha yang membantu Ghosn adalah Khaled Al-Juffali, Wakil Ketua EA Juffali and Brothers, sebuah perusahaan konglomerat di Arab Saudi.
Selain itu, orang yang membantu Ghosn ini merupakan anggota direksi dari Saudi Arabian Monetary Authority.
Advertisement