Soal Dana Sumbangan Klub Golf, Ini Kata Bendahara TKN Jokowi-Ma'ruf

Bendahara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Wahyu Sakti Trenggono, mengatakan bahwa TKN membuka diri terkait temuan ICW.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 11 Jan 2019, 11:10 WIB
Bendahara Umum Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Wahyu Sakti Trenggono. (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia Corruption Watch (ICW) menemukan dugaan bahwa Perkumpulan Golfer TBIG dan TRG yang menyumbang dana kampanye pihak ketiga terbesar. Perkumpulan ini diduga menampung uang dari berbagai pihak.

Terkait temuan itu, Bendahara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Wahyu Sakti Trenggono mengatakan bahwa TKN membuka diri terkait temuan ICW.

"Kalau ICW mau ketemu, bisa, kita enggak ada nutup-nutupin," ucap Wahyu di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (11/1/2019).

Dia menerangkan, apa yang disampaikan ICW dianggap sebagai masukan. Agar ke depan lebih benar. "Bagus juga, jadi lebih benar. Nanti kita lihat," jelas Wahyu.

Sebelumnya, Wahyu mengungkapkan, sumbangan dana ke pasangan nomor urut 01 sudah sesuai aturan KPU.

Pasalnya, pihak-pihak yang menyumbang tersebut jelas ada namanya dan ada yang meminta diwakilkan saja.

Dia juga menerangkan, bantuan itu juga tidak semuanya berbentuk uang kontan alias cash. Tapi ada yang in kind.

"Itu seusai dengan peraturan KPU. Kalau orang ngasih sumbangannya itu tidak dalam bentuk cash tapi in kind. Kalau banyak itu bisa diwakili. Kan saya bisa bilang, perkumpulan olahraga ini. Ini berasal dari golf, kan ada kontraktor. Kan bisa diwakili. Bayangin tanggal 31 hari libur, kan kita melaporkan sampai 31. Tanggal 31 bank libur, tanggal 1 itu libur. Kita sampai pagi beresin itu. Dan itu menurut peraturan KPU bisa diwakilkan. Jadi bukan badan hukum," ucap Wahyu di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (10/1/2019).

ICW menduga, Perkumpulan Golfer TBIG dan TRG yang menyumbang dana kampanye pihak ketiga terbesar. Perkumpulan ini diduga menampung uang dari berbagai pihak.

Hal tersebut disampaikan Peneliti Hukum pada Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan ICW, Donal Fariz dalam diskusi bertajuk "Analisis Laporan Dana Kampanye Pasangan Calon Pilpres 2019'.

"Kami menduga dari sumbangan ini bertujuan untuk mengakomodasi penyumbang yang tidak diketahui identitasnya," ujar Donal di Kalibata, Jakarta, Rabu (9/1/2019).

Berdasarkan data yang dihimpun ICW, terdapat perusahaan dengan nama PT TBIG dan PT TRG yang sahamnya dimiliki Wahyu Sakti Trenggono, Bendahara Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf.

"Siapa penyumbang atau dari mana asal dana kelompok Perkumpulan Golfer. Apabila perseorangan, mengapa tidak dilaporkan sebagai sumbangan perseorangan? Apabila perusahaan, mengapa tidak dilapokan atas nama perusahaan?" kata Donal.


Laporan ke KPU

Dalam penyerahan laporan Penerima Sumbangan Dana Kampanye (LPSDK) kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Bendahara TKN, Wahyu Sakti Trenggono, mengatakan, dari laporan perdana, dana yang masuk jumlahnya Rp 11,9 miliar. Kemudian pada 23 September 2018 - 1 Januari 2019, masuk Rp 44,8 miliar.

"Sehingga total Rp 55,9 miliar," ucap Wahyu di kantor KPU Pusat, Jakarta, Rabu (2/2/2018).

Dia menjelaskan dana dari 23 September 2018 - 1 Januari 2019 itu, didapat dari sumbangan paslon sebanyak Rp 32 juta, kemudian parpol pendukung yang bentuknya jasa sebesar Rp 2,1 miliar. Kemudian perseorangan Rp 121 juta, kelompok Rp 37,9 miliar, badan usaha Rp 3,9 miliar. Sehingga totalnya itu Rp 44, 8 miliar.

Wahyu juga menuturkan, partai-partai yang ikut menyumbang dari NasDem serta Perindo. Kemudian badan usaha tersebut dari PT Lintas Teknologi Indonesia.

"Kami selesaikan karena cukup memakan waktu karena kami ingin akurat. Kami tidak ingin satu rupiah pun yang tidak terekam. Laporan maksimal hingga tanggal 2 Januari pukul 18.00 WIB," ungkap Wahyu.

Dia mengungkapkan, dana tersebut lebih banyak digunakan untuk kegiatan konsolidasi seperti di Aceh, Riau, Jambi, Banten, Papua, dan Bali serta digunakan untuk kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) TKN Jokowi-Ma'ruf di Surabaya.

Wahyu juga menyebut, ke depan dana yang akan banyak dikeluarkan adalah untuk alat peraga kampanye (APK) dan saksi membutuhkan dana besar. Sehingga, ke depannya pihaknya akan mengoptimalkan dengan sistem yang efisien.

"Sekarang jadi pemikiran bagaimana cari dana saksi dengan gerakan parpol koalisi. Kalau bisa dioptimalkan dan kami siapkan sistem agar efisien," jelas Wahyu.

Dia tak menampik, selama ini para pengusaha akan memberikan sumbangan untuk pasangan nomor urut 01 itu. Sehingga nantinya, TKN akan mengadakan gathering pada Januari atau Februari 2019 di Hotel Pullman.

"Rencana awal gathering dengan pengusaha tanggal 21 Januari, tapi masih banyak yang libur, sehingga kemungkinan Februari di Hotel Pullman," tambah dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya