5.043 Rumah Tangga di Serang Dapat Aliran Gas dari PGN

Selain mengurangi pengeluaran biaya rumah tangga, jaringan gas dari PGN juga membantu meringankan beban subsidi pemerintah.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 11 Jan 2019, 12:45 WIB
Petugas PT Perusahaan Gas Negara (PGN) memeriksa meteran jaringan gas bumi di perumahan warga di kawasan Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Jumat (14/12). Pemerintah melalui PGN memberi tambahan 5.120 jargas pada tahun 2018. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyambungkan jaringan gas rumah tangga ke 5.043 rumah di Kabupaten Serang, Banten. Sambungan jaringan gas tersebut melalui pipa yang dimiliki oleh PT PGN (Persero). 

"Nilai keekonomian jaringan gas ini antara 30 sampai 40 persen. Lebih bersih dan lebih aman," kata", Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial, saat ditemui di kantor Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Banten, Jumat (11/1/2019).

Gas bumi yang dialirkan ke 5.043 rumah tangga di Kabupaten Serang, berasal dari ConnocoPhilips Grissik Ltd, dengan volume mencapai 0,2 MMSCFD.

Ego menjelaskan, jaringan gas rumah tangga ini lebih efisien jika dibandingan dengan gas tabung. 

"Kalau LPG kita harus ke toko dulu, khawatir jatuh, kita sering dengar tabung gas meledak, ini lebih aman karena tekanan sangat rendah. Umpamakan lupa, karena dia berat jenisnya lebih ringan, ketika bocor dia akan naik ke atas (menguap)," jelasnya.

Pemerintah pun mendorong Kementrian ESDM melalui PGN, untuk terus menambah jaringan gas rumah tangga.

Selain mengurangi pengeluaran biaya rumah tangga, juga membantu meringankan beban subsidi pemerintah. Sehingga dapat yang ada, bisa dipakai untuk membangun infrastruktur lainnya di Indonesia.

"Membantu juga meringankan subsidi pemerintah yamg di alokasikan untuk BBM maupun LPG bisa kita alihkan ke yang lebih konstruktif ke jalan raya dan sebagainya," jelasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


6.314 Rumah Tangga di Kota Pasuruan Gunakan Gas Bumi‎

Petugas PT Perusahaan Gas Negara (PGN) memberi pemahaman pada warga saat memeriksa jaringan gas bumi di kawasan Cibinong, Bogor, Jabar, Jumat (14/12). Selama 2018, sebanyak 5.120 jargas baru tersebar di Kabupaten Bogor. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sebanyak 6.314 rumah tangga di Kota Pasuruan, Jawa Timur telah menggunakan gas bumi untuk bahan bakar memasak. Hal ini usai jaringan gas yang dibangun PT Perusahaan Gas Negara (PGN) telah resmi beroperasi.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, mengatakan pada 2018 pemerintah dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk membangun 89.906 sambungan rumah (SR). Sekitar 6.314 SR di antaranya dibangun di Kota Pasuruan.

Program pembangunan jaringan gas rumah tangga ini merupakan wujud keberpihakan pemerintah kepada masyarakat, dengan mengalokasikan APBN untuk kegiatan dirasakan langsung oleh masyarakat, terutama lapisan menengah ke bawah.

"Pembangunan jaringan gas kota (jargas) merupakan salah satu wujud pemanfaatan dana APBN untuk kegiatan yang dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat," kata Menteri Jonan, saat meresmikan pengoperasian jargas di Pasuruan, Selasa (8/1/2019).

Menurut Menteri Jonan, jaringan gas bumi untuk rumah tangga memiliki banyak keunggulan. Gas yang dialirkan melalui pipa ke pelanggan merupakan gas alam (Natural Gas) yang bersih.

Selain itu, gas bumi jauh lebih aman karena tekanan jargas lebih rendah dari tekanan Liqufied Petroleum Gas (LPG). Sehingga jika terjadi kebocoran gas langsung naik ke atas ke udara bebas, tidak mengendap seperti LPG.

Keunggulan lain adalah penghematan baik dari sisi konsumen maupun pemerintah. Penggunaan jargas dapat mengurangi biaya rumah tangga sekitar Rp 90.000 per bulan per keluarga.Jargas juga lebih praktis, bersih, murah, mengalir 24 jam, dan aman dibandingkan tabung LPG 3 kg.

Selain itu, program jargas juga akan menghemat subsidi LPG 3 kg dalam APBN dan dapat memangkas impor LPG yang mayoritas bahan bakunya diimpor.

"Kebutuhan LPG 6,5 juta ton dalam setahun, yang diproduksi dalam negeri 2-2,5 juta ton, kira-kira 4-4,5 juta ton di impor itu nilainya Rp 35-40 triliun, dengan ada sambungan gas ini negara secara keselurhan dengan mengurangi impor bisa menghemat devisa," jelasnya.

Direktur Utama PGN, Gigih Prakoso, mengungkapkan penambahan infrastruktur distribusi gas ini merupakan upaya bersama menciptakan ketahanan energi nasional. Tak hanya itu, lanjutnya, lewat pembangunan Jargas ini menunjukan keseriusan pemerintah dalam hal pembangunan ekonomi nasional.

"Penggunaan gas bumi untuk rumah tangga akan lebih efisien, sehingga secara jangka panjang akan menguatkan daya beli masyarakat," tandasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya