Impor Jagung Bukan Usulan Kementan

Keputusan untuk membuka impor jagung sebesar 30 ribu ton bukan keinginan dari Kementan.

oleh Septian Deny diperbarui 11 Jan 2019, 14:15 WIB
Bambang Sugiharto menyatakan bahwa berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) disimpulkan produksi dan pasokan jagung tahun 2018 surplus sebesar 12 juta ton pipilan kering (PK).

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Sumarjo Gatot Irianto menyatakan keputusan untuk membuka impor jagung sebesar 30 ribu ton bukan keinginan dari Kementan.

Dia mengungkapkan, langkah untuk kembali melakukan impor jagung merupakan keputusan dari rapat koordinasi di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian‎.

"Bukan saya yang impor, ada usulan," ujar dia di Kantor Kementan, Jakarta, Jumat (11/1/2019).

Menurut Gatot, impor jagung di bulan depan tersebut juga bukan merupakan usulan dari Kementan. Bahkan Kementan berharap tidak ada impor yang dibuka lantaran dikhawatirkan akan berbarengan dengan musim panen jagung di dalam negeri.

"Tapi bukan kami yang mengusulkan impor‎. Kalau kami inginnya tidak ada impor (jagung)," kata dia.

Sebelumnya, pemerintah telah memutuskan untuk kembali membuka keran impor jagung sebesar 30 ribu ton pada Februari 2019. Meski pada tahun lalu pemerintah juga telah memutuskan untuk mengimpor 100 ribu ton jagung.

Menteri Koordinator bidang Perkonomian, Darmin Nasution mengatakan, impor sebesar 30 ribu ton ini untuk menambah stok jagung impor yang sebelumnya ditargetkan sebesar 100.000 ton di 2018.

"Impor (2018) itu sampai dengan Januari, itu sudah akan 100 persen dari 100.000 ton. Dan panen masih April sehingga masih (butuh impor)," ujar Darmin Nasution saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian.

Selain masa panen yang masih lama, harga jagung di pasaran juga belum turun. Peternak pun mengeluh kesulitan memperoleh jagung, jika ada harganya masih jauh dari harga normal.

"Panen jagung Maret April masih ada kekosongan dan harga belum turun sehingga petelor masih kesulitan. Jadi ada 30.000 tambahan itu akan habis Februari akhir," ujar dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya