Liputan6.com, Morowali - Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto menyatakan, pihaknya akan mendorong penerapan teknologi 5G di kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah.
Dengan demikian, menurut Airlangga, kawasan industri Morowali akan menjadi kawasan industri di luar Jawa yang pertama kali menerapkan 5G.
Dia meyakini 5G akan sangat membantu implementasi Revolusi Industri 4.0. Pembangunan infrastruktur jaringan ini dipandang sangat membantu perjalanan revolusi industri mendatang.
Baca Juga
Advertisement
"Ini jadi kompleks pertama untuk dikembangkan teknologi komunikasi 5G," kata dia, di Morowali, Sulawesi Tengah, Jumat (11/1/2019).
Saat ini, kata Airlangga penerapan teknologi informasi 5G sudah dilakukan di kawasan industri Cilegon Banten.
Penerapan di Morowali tinggal menunggu kesiapan dari Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo).
"Saya sudah bicara dengan Menteri Kominfo, bahwa 5G akan dibuat di kawasan industri prototipenya satu di Cilegon (Banten), dua di Morowali," ujar dia.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
5G Masuk Indonesia, Ini Dampak yang Bakal Dirasakan
Sebelumnya, teknologi 5G dipastikan akan membawa perubahan yang cukup signifikan terhadap pengguna internet di Indonesia.
Meski penerapan teknologi internet super cepat tersebut belum bisa diaplikasikan dalam waktu dekat, Senior Expert ICT Strategy & Business Huawei Indonesia, Mohamad Rosidi mengakui ada beberapa aspek yang bakal mendapat dampak paling besar. Industri 4.0 berbasis IoT (Internet of Things) salah satunya.
Kehadiran 5G akan mempengaruhi efisiensi dalam digitalisasi industri tersebut. Dengan mengedepankan manufacturing berbasis otomasi robotik yang terintegrasi, niscaya produktivitas akan meningkat.
"Kemudian kita bicara mengenai tracking. Yang paling gampang misalnya pada rental mobil. Dengan adanya teknologi 5G, sekian banyak mobil akan lebih mudah dilacak. Dampaknya luar biasa," ujar dia saat ditemui di Media Camp Huawei, Ubud pada Rabu (19/12/2018).
Dia juga melanjutkan bahwa 5G nantinya akan memengaruhi bidang agrobisnis.
Jumlah petani serta lahan yang semakin berkurang, kelak akan terbantu dengan teknologi tersebut.
Tak jauh berbeda dengan industri 4.0, diharapkan produktivitas akan meningkat dengan adanya 5G.
"Salah satu idenya adalah bagaimana kita menaruh IOD. Dengan itu kita tahu bagaimana pH tanahnya, kapan harus dipupuk, kapan tanah itu pH-nya naik, itu dengan bisa diketahui dengan konektivitas serta dibantu dengan big data dari 5G," tambah Rosid.
Advertisement
Selanjutnya
Di sisi lain, Huawei juga telah menyiapkan empat skenario pemanfaatan 5G nantinya.
Pemanfaatan realitas virtual (Virtual Reality, VR) dan realitas buatan (Augmented Reality, AR) akan menjadi salah satu skenario tersebut.
Pemanfaatan VR misalnya, telah diujicobakan pada ajang Piala Dunia 2018.
Pada saat itu, sejumlah media pemegang hak siar menggelar siaran multi-kamera yang memberikan pengalaman berbeda bagi penonton di negara-negara tertentu.
Sementara AR, dapat diaplikasikan pada kacamata polisi yang dapat mengenali wajah, kendaraan, kartu identitas saat tengah bertugas.
Skenario alat transportasi dengan pengemudi otomatis juga dapat menjadi perhatian.
Pemanfaatan shuttle bus intra kompleks di tempat umum seperti kampus, tempat wisata, bandar udara, serta pelabuhan adalah contoh skenario tersebut.
Tak hanya itu, kapasitas data besar yang didukung oleh teknologi 5G juga dapat diwujudkan dalam bentuk konsep rumah digital dengan siaran televisi berbasis internet protocol (IPTV) beresolusi 4K, gim berbasis VR, juga integrasi sistem keamanan dan utilitas rumah berbasis IoT.
"Skenario terakhir, Industri 4.0 dengan mengedepanan otomasi robotik terintegrasi serta sensoring dalam produktivitas. Ini semua skenario yang telah kami rancang untuk mendukung dunia serba cerdas tersebut," pungkasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini: