Utak-Atik Visi Misi Prabowo-Sandiaga Terbentur Aturan

Dokumen visi misi Prabowo-Sandi diubah pada 9 Januari 2019. Berkas visi misi yang mulanya berjumlah 14 halaman, kini bertambah menjadi 45 halaman.

oleh Putu Merta Surya PutraLiputan6.com diperbarui 12 Jan 2019, 00:00 WIB
Pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan) memberikan pidato usai mengambil nomor urut peserta Pemilu 2019 di Kantor KPU, Jakarta, Jumat (21/9). Pasangan Prabowo-Sandi mendapatkan nomor urut 02. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Niatan Tim Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo-Sandi mengubah visi-misi membentur tembok. Komisi Pemilihan Umum (KPU) menolaknya mentah-mentah.

"Mengapa tidak boleh adalah dokumen program visi-misi itu kan bagian tidak terpisahkan dari dokumen pencalonan capres-cawapres," kata Komisioner KPU Wahyu Setiawan saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Jumat (11/1/2019).

KPU, sesuai undang-undang, juga telah memberi waktu untuk perubahan visi dan misi. Sayangnya, peluang itu tidak dimanfaatkan Tim Prabowo-Sandi.

Alhasil, KPU terlanjur mempublikasikan visi dan misi yang sudah disetorkan Tim Prabowo-Sandi. "Tetapi pada prinsipnya tahapan itu sudah selesai," sambung dia.

Meski demikian, Prabowo-Sandi punya peluang lain. Keduanya masih bisa menyosialisasikan visi dan misi versi baru ke masyarakat.

"Kalau konteks dokumen resmi sudah tidak bisa. Tetapi dalam konteks gagasan-gagasan, ide-ide baru itu disampaikan kepada masyarakat tentu saja itu hak pasangan calon," terang Wahyu.

Hal senada disampaikan Wakil Ketua KPU, Hasyim Asyari. Ia menilai, bila visi-misi berubah-ubah saat kampanye sudah berjalan, maka hal itu akan menimbulkan masalah.

"Kampanye kan penyampaian visi misi, kalau kemudian itu berubah-ubah kan itu kemudian itu jadi problem," ucapnya.

 

 


Poin Perubahan

Dokumen visi misi Prabowo-Sandi diubah pada 9 Januari 2019. Berkas visi misi yang mulanya berjumlah 14 halaman, kini bertambah menjadi 45 halaman.

Selain visi misi, kubu Prabowo-Sandi mengubah tagline. Prabowo-Sandiaga yang semula ber-tagline "Adil Makmur Bersama Prabowo-Sandi" direvisi menjadi "Indonesia Menang".

Ada beberapa kata yang dikurangi dari visi misi Prabowo-Sandi. Dalam dokumen visi misi baru, visi Prabowo-Sandi sebagai berikut:

"Terwujudnya Bangsa dan Negara Republik Indonesia yang adil, makmur, religius, dan bermartabat dalam bingkai persatuan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945."

Sementara, dalam dokumen lama, visi Prabowo-Sandi berbunyi:

"Terwujudnya Bangsa dan Negara Indonesia yang adil, Republik makmur, bermartabat, relijius, berdaulat, berdiri di atas kaki sendiri di bidang ekonomi, dan berkepribadian nasional yang kuat di bidang budaya serta menjamin kehidupan yang rukun antarwarga negara tanpa memandang suku, agama, ras, latar belakang etnis dan sosial berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945."

Perubahan juga dilakukan dalam bagian misi. Lima poin misi tetap ada, hanya saja kalimatnya dipangkas. Ini misi baru Prabowo-Sandi yang baru:

1. Membangun perekonomian nasional yang adil, makmur, berwawasan lingkungan melalui jalan politik-ekonomi sesuai amanat konstitusi.

2. Membangun masyarakat Indonesia yang sehat, cerdas, produktif dan unggul dalam kehidupan yang aman dan terlindungi jaminan sosial.

3. Membangun keadilan dan HAM, memberantas korupsi, serta memperkuat persatuan bangsa melalui penegakkan hukum dan jalan demokrasi yang berkualitas.

4. Membangun sistem keselamatan, keamanan, dan pertahanan nasional, untuk menjaga keutuhan NKRI dan melindungi segenap warga Indonesia, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

5. Membangun kembali dan memperkuat nilai-nilai luhur kepribadian bangsa yang beradab, religius dan dirahmati Tuhan Yang Maha Esa.

Adapun kutipan misi lama dari Prabowo-Sandi:1. Membangun perekonomian nasional yang adil, makmur, berkualitas dan berwawasan lingkungan dengan mengutamakan kepentingan rakyat Indonesia melalui jalan politik-ekonomi sesuai pasal 33 dan 34 UUD 1945.

2. Membangun masyarakat Indonesia yang sehat, berkualitas, produktif, dan berdaya saing dalam kehidupan yang aman dan bermartabat serta terlindungi oleh jaminan sosial yang berkeadilan tanpa diskriminasi.

3. Membangun keadilan di bidang hukum yang tidak tebang pilih dan transparan, serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia melalui jalan demokrasi.

4. Membangun kembali nilai-nilai luhur kepribadian bangsa untuk mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, dan bersahabat yang diberkati oleh Tuhan yang Maha Esa.

5. Membangun sistem pertahanan dan keamanan nasional secara mandiri yang mampu menjaga keutuhan dan integritas wilayah Indonesia.

Tak hanya itu, revisi juga dilakukan pada program kerja nasional. Dalam dokumen lama, terdapat '4 Pilar Menyejahterakan Rakyat' diganti katanya menjadi 'fokus program kerja nasional' yang ditulis dalam 5 poin:

Fokus Pertama: Ekonomi yang mengutamakan rakyat, adil, makmur, berkualitas, dan berwawasan lingkungan.

Fokus Kedua: Peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan sosial.

Fokus Ketiga: Keadilan di bidang hukum dan demokrasi berkualitas.

Fokus Keempat: Menjadikan negara Indonesia rumah yang aman, nyaman, dan berdaulat bagi seluruh rakyat Indonesia.

Fokus Kelima: Penguatan karakter dan kepribadian yang luhur.

 

 

 


Kubu Prabowo Bereaksi

Wakil Ketua Dewan Penasihat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Hidayat Nur Wahid justru menyinggung KPU yang membiarkan tim capres-cawapres Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin mengubah foto.

"Kalau memang itu bagian dari yang sudah ditentukan dari awal bahwa itu bagian dari tak terpisahkan ketika mendaftarkan ya itu kewenangan KPU," kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (11/1/2019).

"Tapi kalau melihat perkembangan bahwa dulu ketika maju, disampaikan juga foto dan soal nomor. Lalu nomor berubah jadi 01 dan 02. Foto juga berubah, terutama Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf itu juga berubah ternyata," sambungnya.

Foto Jokowi-Ma'ruf di visi misi dan surat suara memang berbeda. Dalam dukumen Jokowi-Ma'ruf, memakai baju berwarna putih, namun di foto surat suara, Jokowi memakai baju koko ditambah dengan peci hitam. Sementara foto yang digunakan Prabowo-Sandiaga di visi misi dan surat suara tidak mengalami perubahan.

Sementara perubahan angka dengan menambah angka 0, merupakan kesepakatan antara dua calon.

Hidayat menjelaskan, visi-misi Prabowo-Sandi masih tetap sama. Hanya saja menjadi lebih fokus dan mendalam.

"Tak berubah sama sekali. Itu kan kemarin diajukan karena berdasarkan aspirasi dari masyarakat, sehingga dimasukkan dan dipadatkan lagi tapi tak berubah secara prinsip," tegasnya.

Adapun Wasekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Faldo Maldini menilai, revisi visi dan misi pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno hal yang wajar. Sebab, revisi visi dan misi itu bagian dari proses demokrasi.

"Ini proses yang biasa saja untuk bangun demokrasi yang partisipatif. Koalisi adil dan makmur ini open platform, siapa saja boleh sumbang ide. Kalau ada pihak petahana yang mau nyumbang pikiran, kami pun terbuka," kata Faldo, Jumat (11/1/2019).

Juru Bicara BPN ini menjelaskan, sebenarnya tidak ada perubahan signifikan dari visi dan misi tersebut. Revisi visi-misi itu dilakukan melalui penyerapan aspirasi masyarakat saat Prabowo-Sandi berkeliling Indonesia.

"Dokumen itu kembali kami bahas lagi. Core-nya tetap sama, namun ada pengembangan-pengembangan poinnya, sesuai dengan masalah warga," ungkapnya.

 

 


Contek Jokowi Ma'ruf?

Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Irma Suryani Chaniago, menilai Prabowo-Sandi tak memiliki visi misi yang berkualitas baik, sehingga mereka mengubahnya jelang debat capres.

Dia menduga kubu Prabowo-Sandi menyontek visi-misi Jokowi-Ma'ruf. "Dan disinyalir menyontek visi-misi Jokowi-Ma'ruf," ucap Irma kepada Liputan6.com, Kamis (10/1/2019).

Selain itu, dia menilai kubu Prabowo-Sandi gelagapan terhadap visi-misi Jokowi-Ma'ruf yang diklaimnya lebih berkualitas.

"Tampak (kubu Prabowo-Sandiaga) gelagapan mereka terhadap visi-misinya Jokowi-Ma'ruf yang padat dan berkualitas, sehingga mereka harus mengubah 90 persen visi-misi," ucap Irma.

Senada, juru bicara TKN lainnya, Ace Hasan Syadzily, memandang Prabowo-Sandiaga tak siap dengan gagasan baru.

"Seperti saya pernah sampaikan visi misi yang diserahkan ke KPU penuh jargon, klise dan tidak ada terobosan," kata Ace.

Menurut dia, akhirnya timbul pertanyaan mengenai kemampuan pasangan Prabowo-Sandiaga untuk menghadirkan gagasan segar, orisinal, dan autentik.

"Gagasan mereka justru mengulang ulang apa yang dikerjakan dan dibuktikan Jokowi-JK," pungkasnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya