JK: Kolaborasi Penting Jaga Keseimbangan Ekonomi Negara

Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK) mengatakan, Indonesia cukup baik dalam merespons ketidakpastian ekonomi yang terjadi pada 2018.

oleh Bawono Yadika diperbarui 11 Jan 2019, 22:00 WIB
Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla saat tiba menghadiri pembukaan KTT ASEM (Asia-Europe Meeting) ke-12 di Brussels, Belgia, (18/10). KTT ASEM ke-12 mengangkat tema Europe and Asia: Global Partners for Global Challenges. (AFP Photo/Aris Oikonomou)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK) mengatakan, Indonesia cukup baik dalam merespons ketidakpastian ekonomi yang terjadi pada 2018.

Kemudian pada 2019, Jusuf Kalla mengimbau agar pemerintah meningkatkan kolaborasi ekonomi antar lembaga.

"Kita bersyukur memasuki 2019 dengan penuh optimisme dan tentunya dengan rasa kegembiraan. Indikator-indikator dalam pertumbuhan ekonomi juga tercatat mengalami perbaikan yang sangat cukup baik sampai saat ini," ujar dia di Jakarta, Jumat (11/1/2019).

Kendati demikian, dia menuturkan, Indonesia dipastikan tetap akan menghadapi sejumlah tantangan ekonomi di tahun politik, baik itu global hingga domestik.

"2019 tetap ada tantangan eksternal maupun internal. Meski begitu, kita memiliki banyak pengalaman di industri keuangan. Oleh karena itu, pertemuan industri keuangan malam ini penting untuk kolaborasi," kata dia.

Dia pun mengungkapkan, tak hanya Indonesia yang saat ini mengalami tantangan perekonomian pada 2019. Negara-negara besar di dunia juga tercatat menghadapi tantangan perekonomian yang serupa.

"Semua alami tantangan hebat, perang dagang antara Amerika Serikat (AS)-China, Eropa dan Brexit, konflik timur tengah yang terjadi. Dari dalam, tahun politik, makanya pertemuan industri keuangan penting untuk kolaborasi. Kolaborasi adalah menjaga keseimbangan," ujar dia.

 


Strategi Jokowi Hadapi Tantangan Ekonomi pada 2019

Presiden Joko Widodo berbincang dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (8/1). Ratas itu membahas pengelolaan transportasi di Jabodetabek. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui jika ekonomi nasional masih memiliki tantangan di tahun ini, terutama dari sentimen global.

"Ke depan, pada tahun 2019 ini, saya kira masih akan menghadapi tantangan yang tidak ringan, gejolak ekonomi dunia, tekanan-tekanan eksternal," kata dia di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 7 Januari 2019. 

Untuk itu, Jokowi meminta kepada jajaran menteri dan pihak-pihak terkait untuk melakukan konsolidasi antara sektor riil, dunia usaha, industri dengan sektor moneter yang sudah tertuang dalam APBN 2019.

Beberapa poin yang perlu digenjot lagi untuk meningkatkan daya tahan ekonomi dalam negeri terhadap gejolak ekonomi global, menurut dia, adalah dengan mengendalikan impor dan meningkatkan ekspor Indonesia.

"Selain itu arus modal yang masuk ke Indonesia pada 2019 saya yakin bisa lebih baik lagi dari sebelumnya," terang dia.

Di sisi lain, pada 2019, pemerintah juga akan fokus dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).

"Kita juga akan fokus perkuat human capital secara besar-besaran dengan melakukan training, dengan mengangkat lagi masalah vocational school, vocational training, dan ini akan menjadi kekuatan kita," pungkas dia. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya