Fokus Bikin Pesawat Luar Angkasa, SpaceX Pangkas 10 Persen Karyawan

Perusahaan roket luar angkasa SpaceX bakal memangkas 10 persen pegawainya demi fokus mengembangkan pesawat dan roket baru.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 13 Jan 2019, 13:00 WIB
Ilustrasi perjalanan ke luar angkasa SpaceX (Foto: SpaceX)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan roket luar angkasa SpaceX bakal memangkas 10 persen karyawannya. Hal ini dilakukan setelah SpaceX sukses menerbangkan roketnya tahun lalu untuk sebuah operator satelit bernama Iridium.

Laporan tentang pemutusan hubungan kerja terhadap 10 persen karyawan SpaceX ini pertama kali dituliskan oleh Los Angeles Times dan mendapatkan konfirmasi dari SpaceX.

Dalam laporan yang dituliskan The Verge, Minggu (13/1/2019), disebutkan, kemungkinan perusahaan roket milik Elon Musk itu tengah dilanda tekanan finansial. Terlebih, perusahaan membutuhkan banyak dana untuk proyek luar angkasanya yang begitu ambisius.

Dalam laman perusahaan, disebutkan lebih dari 6.000 orang bekerja di SpaceX. Sayangnya tidak jelas karyawan dari divisi mana yang akan terdampak pemutusan hubungan kerja ini.

SpaceX sendiri memang cukup sibuk sepanjang 2018. Berbagai aktivitas yang dilakukan SpaceX mulai dari pengujian pesawat Crew Dragon untuk menerbangkan para astronot ke International Space Station, peluncuran dua Falcon Heavy, membantu meluncurkan satelit Starlink pertama, hingga memulai pengujian pada roket Starship ke Mars.

Dalam pernyataannya, SpaceX menyebut alasan pihaknya melakukan PHK terhadap 10 persen karyawan.

"Untuk terus melayani para konsumen serta sukses mengembangkan pesawat ruang angkasa antarplanet dan internet berbasis ruang global, SpaceX harus menjadi perusahaan yang lebih ramping," kata SpaceX dalam pernyataannya.

SpaceX menambahkan, salah satu hal yang dilakukan adalah dengan melakukan penghentian di organisasi lainnya.

"Ini berarti kami harus berpisah dengan beberapa anggota tim kami yang berbakat dan bekerja keras. Kami berterima kasih atas segala yang telah dicapai dan komitmen mereka terhadap misi SpaceX," bunyi pernyataan SpaceX.

Namun demikian, SpaceX menyebut, tindakan ini diambil karena adanya tantangan yang sulit dan diperlukan.


Laporan Keuangan SpaceX

Peluncuran roket SpaceX Falcon Heavy (Sumber: CNN Money)

PHK 10 persen karyawan sendiri dilakukan usai perusahaan menempatkan satelit geostasioner ke orbit.

"Pasar sangatlah lunak tahun lalu, saya juga tidak tahu akan berubah seperti apapada tahun depan," kata presiden SpaceX Gwynne Shotwell, beberapa waktu lalu.

Wall Street Journal mencatat, SpaceX menghasilkan pendapatan sekitar US$ 2,5 miliar per tahun, dari hasil kontrak organisasi seperti NASA dan Iridium.

Meskipun sang presiden menyebut, SpaceX telah berhasil mendapatkan keuntungan selama bertahun-tahun, laporan Bloomberg justru berkata lain.

SpaceX justru dianggap tidak membukukan keuntungan pada September 2017 hingga September 2018.


Bangun Roket dan Peluncur Baru

Yusaku Maezawa, miliarder Jepang yang akan dikirim terbang ke Bulan oleh Elon Musk (Foto: The Verge)

SpaceX kini tengah membangun roket dan sistem peluncur generasi terbaru. Selain itu, SpaceX juga membangun pesawat yang mampu mengangkut manusia ke luar angkasa.

Tentunya hal tersebut bukanlah hal yang murah. Maka, SpaceX mendanainya dengan pinjaman pertama yang nilainya sekitar US$ 250 juta, tahun lalu.

Mungkinan pinjaman tersebut akan naik dua kali lipatnya menjadi US$ 500 juta dalam bentuk ekuitas.

SpaceX juga mencari sumber pendapatan baru, salah satunya melalui misi penerbangan miliarder Jepang Yusaku Maezawa.

Maezawa rencananya akan melakukan wisata luar angkasa. Bagi SpaceX, tentu wisata luar angkasa akan menjadi pendapatan yang sangat besar, apalagi klien yang ingin terbang tak mungkin berasal dari kalangan biasa.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya