Revolusi Industri 4.0, Indonesia Butuh Banyak Talenta di Bidang Open Source

Pada 2021, IDC memprediksi 20 persen perusahaan akan memiliki strategi transformasi digital dan dalam proses mengimplementasikan strategi tersebut agar bisa bersaing.

oleh Jeko I. R. diperbarui 13 Jan 2019, 16:00 WIB
Foto: diaryofageek.com

Liputan6.com, Jakarta - PT. Equnix Business Solutions (Equnix) baru saja melakukan kerja sama dengan Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komputer Indonesia (APTIKOM). Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) antara Equnix dan APTIKOM.

Kerja sama antara kedua belah pihak bertujuan untuk menghasilkan talenta TI (Teknologi Informasi) andal, terutama di bidang database dan solusi bisnis teknologi berbasis open source.

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu dari 10 prioritas nasional yang sejalan dengan roadmap Making Indonesia 4.0 untuk mempercepat visi Indonesia menjadi 10 ekonomi terbesar di dunia.

Serta, penguatan strategi digital menjadi sesuatu yang penting dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk bersaing di era ekonomi digital.

Pada 2021, IDC memprediksi 20 persen perusahaan akan memiliki strategi transformasi digital dan dalam proses mengimplementasikan strategi tersebut agar bisa bersaing.

Pun begitu, terbatasnya sumber daya manusia diakui sebagai salah satu tantangan besar dalam akselerasi transformasi digital di kalangan perusahaan.

Keterbatasan pasokan sumber daya manusia bertalenta di bidang TI memang menjadi kendala yang dikeluhkan oleh para perusahaan. Menurut perusahaan riset A.T. Kearney, sektor pendidikan di Indonesia hanya mampu menghasilkan 278 insinyur TI dari setiap 1 juta penduduk.

Angka lulusan tersebut jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan Malaysia yang mencetak 1834 insinyur TI dan India yang mencetak 1159 insinyur TI dari setiap 1 juta penduduk. Riset menyebutkan Indonesia membutuhkan 5 kali lebih banyak insinyur TI dalam 10–15 tahun ke depan untuk mendukung perkembangan ekonomi digital.

“Kerja sama antara PT. Equnix Business Solutions dan APTIKOM tidak hanya berupaya menghasilkan lulusan bertalenta tapi juga memiliki pengetahuan di bidang database dan solusi bisnis teknologi berbasiskan open source yang kian populer di kalangan perusahaan di Indonesia,” kata Julyanto Sutandang, CEO PT. Equnix Business Solutions, dalam keterangannya, Minggu (13/1/2019).

Ditambahkan Julyanto, sumber daya manusia merupakan prioritas utama dalam proses transformasi digital yang disusul oleh teknologi di tahapan berikutnya. Bentuk kerja sama antara Equnix dan APTIKOM akan terkait dengan edukasi, riset, dan praktik industri yang meliputi beberapa hal seperti di antaranya kegiatan praktik kerja lapangan, pelatihan dan workshop, acara pertemuan komunitas, kuliah tamu, masukan terkait dengan kurikulum, bimbingan riset terkait dengan software open source, lowongan pekerjaan, hingga beasiswa.

“Kami memiliki keyakinan bahwa kerja sama ini akan berbuah baik dengan menghasilkan lulusan bertalenta mumpuni yang dibutuhkan oleh industri TI di Indonesia serta mendukung tercapainya peta jalan Making Indonesia 4.0 oleh pemerintah,” kata Prof. Zainal A. Hasibuan, Ketua Umum APTIKOM.

 


Membantu Mahasiswa Punya Pemahaman Open Source

Kerja sama Equnix dengan APTIKOM. (Foto: Equnix)

Zainal menambahkan kerja sama edukasi tentang open source dengan Equnix diharapkan dapat membantu para mahasiswa memiliki pemahaman tentang keunggulan software open source dan kebutuhan sumber daya TI di dunia bisnis, serta memberikan gambaran alternatif bisnis yang dapat dikembangkan oleh para lulusan TI.

Kerja sama edukasi berformat kuliah tamu merupakan inisiatif Equnix untuk menyampaikan kepada civitas kampus terutama para mahasiswa yang terkait dengan teknologi agar mampu mengembangkan diri lebih gesit di masa mendatang dan menjawab tantangan yang dinamis. 

Tak cuma itu, Equnix juga ingin memaparkan manfaat software open source guna membangun kreatifitas yang dapat mendorong para mahasiswa menjadi seorang technopreneur melalui kerjasama pelatihan, mentoring, dan magang serta peluang membangun jaringan lembaga riset berbasis open source.

“Kami memahami lingkungan pendidikan tinggi perlu mengetahui apa yang terjadi di dunia bisnis saat ini. Banyak sekali perubahan yang membutuhkan kegesitan dalam merespon, menyikapi maupun menjawab perubahan tersebut,” kata Julyanto.

Julyanto juga menekankan bahwa Indonesia membutuhkan lebih banyak sarjana yang bersedia melakukan riset secara mendalam dan pengembangan software open source sehingga memampukan kemandirian dalam hal solusi dan sumber daya TI.

Software berbasis open source menjadi alternatif menarik dibandingkan dengan software komersial berlisensi yang cenderung memonopoli pasar.

 


Keuntungan Software Open Source

Open Source Software. Dok: irisns.com

Software open source memberi udara segar di Indonesia dengan memungkinkan penggunaan software legal tanpa biaya lisensi.

Keuntungan menggunakan teknologi berbasis open source adalah kemandirian. Tidak ada ketergantungan, paksaan, maupun kepasrahan karena tidak memiliki pilihan.

Software berbasis open source memberikan kebebasan, pilihan, kejujuran, kemerdekaan, tanpa ada ketergantungan terhadap vendor.

Implementasi software berbasiskan open source telah menjadi solusi alternatif di banyak infrastruktur TI dan memberikan keuntungan lebih baik.

Menurut Julyanto, banyak perusahaan besar dunia sukses menggunakan berbagai software open source, misalnya Linux untuk sistem operasi, Apache untuk server web, PostgreSQL untuk database, dan PHP, Java, Perl, Python atau lainnya untuk bahasa pemrograman.

”Dan tidak hanya perusahaan teknologi, kini praktis hampir semua perusahaan besar dunia menjalankan minimal satu software open source di lingkungan software mereka,” ungkapnya.

Software open source sendiri menjadi jawaban dari ketimpangan sistem lisensi software yang cenderung kurang adil dan bersifat kapitalistik.

Ke depannya, open source akan semakin tersebar merata ke seluruh sudut kehidupan manusia.

Software open source juga akan semakin kuat berkembang dan menyeimbangkan industri software dan TI agar tercipta pemerataan akses informasi, kesempatan, dan pada akhirnya kesejahteraan seluruh umat manusia.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya