Liputan6.com, Padang - Sebanyak 69 orang perwira, prajurit dan rakyat wafat dibombardir Belanda pada 15 Januari 1949. Atau 70 tahun silam.
Presiden Joko Widodo mengutus Kepala Staf Kepresidenan Jendral TNI (purn) Moeldoko, untuk menghadiri sekaligus menjadi inspektur upacara paling dramatis di Ranah Minang itu.
Duka pejuang kemerdekaan itu terjadi di sebuah lembah sempit bernama Lurah Kincia, di Situjuh Batua, Situjuah Limo Nagari, Limapuluh Kota, terpaut 12 Kilometer dari kota kecil Payakumbuh, utara Kota Padang.
Sebelumnya, Walinagari Situjuah Batua, Situjuah Limo Nagari, Limapuluh Kota, Sumbar Don Vesky Dt Tan Marajo, bersama niniak mamak, alim ulama dan cadiak pandai berkirim surat ke Presiden Joko Widodo pada November lalu.
Baca Juga
Advertisement
Dalam surat bernomor 117/104/XI/2018 itu, Walinagari (kepala desa) memohon kepada Presiden Joko Widodo untuk hadir dalam peringatan Peristiwa Situjuah yang ke-70 sebagai mata rantai perjuangan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) 1948-1949.
Surat Walinagari ini, ditembuskan ke sejumlah Kementrian, Gubernur Sumbar, Bupati Lima Puluh Kota, dan Camat Situjuah Limo Nagari.
"Terakhir, kami juga kembali membuat surat dan mengirimkannya kepada pak Moeldoko," kata Tan Marajo, Sabtu 12 Januari 2019.
Kabar kehadiran tokoh militer yang juga mantan Panglima TNI Jendral Purn Moeldoko ini, didapat Tan Marajo dari sejumlah pihak. Termasuk darj jaringan masyarakat petani yang di mana Moeldoko merupakan Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia.
"Dibantu teman-teman pegiat media sosial, ananda Muhammad Bayu Vesky, pak Ulin Yusron, pak Masril Koto, kemudian tokoh tokoh yang peduli dengan PDRI, insyaAllah, bapak Presiden hadir diwakili Jendral Moeldoko," kata Tan Marajo didampingi Camat Situjuah Rahmad Hidayat.
Peristiwa Situjuah adalah mata rantai Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) 1948-1949 di Sumatera Tengah yang nilai-nilai perjuangannya sudah diakui pemerintah melalui Keppres Nomor 28 Tahun 2006 tentang Hari Bela Negara.
Oleh Presiden Jokowi, ditindaklanjuti dengan menerbitkan Inpres Nomor 7 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Bela Negara.
"Dalam peristiwa heroik mempertahankan NKRI dan UUD 1945 ini, sebanyak 69 pejuang kemerdekaan kemerdekaan Indonesia dinyatakan gugur," katanya.
Sebagian besar adalah tokoh sipil dan militer di Sumatera Tengah. Termasuk diantaranya, Kapten Zainudin Tembak (ayah almarhum Mayjen Purn TNI Ismed Yuzairi) dan Chatib Soelaiman (pejuang yang namanya diabadikan sebagai nama jalan utama dan lapangan sepakbola di Kota Padang, Padangpanjang, Payakumbuh, Limapuluh Kota, serta Tanahdatar, Sumatera Barat).
Dari 69 pejuang dan rakyat yang gugur dalam Peristiwa Situjuah, 15 Januari 1949. Sebagian besar dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Lurah Kincia, Nagari Situjuah Batua.
Selain itu, juga ada yang dimakamkan di Makam Pahlawan Nagari Situjuah Banda Dalam dan Makam Pahlawam Nagari Situjuah Gadang.
Sejak 1968
Upacara Peringatan Peristiwa Situjuah dan tabur bunga, sudah dilakukan masyarakat bersama TNI dan Polri, sejak 15 Januari 1968. Sampai kini, tidak pernah berhenti setiap tahunya.
Sejumlah tokoh, seperti Wakil Presiden Muhammad Hatta, Dubes RI untuk Singapura Mayjen A Thalib dan Pangdam I Bukit Barisan Mayjen Ismet Yuzairi pernah memimpin upacara tersebut.
Begitupula dengan para Gubernur dan Wakil Gubernur di Sumbar Sumbar, mulai dari Gubernur Syoerkani, Hasan Basri Durin, Muchlis Ibrahim, Zainal Bakar, Gamawan Fauzi, Fachri Ahmad, Marlis Rahman, hingga Irwan Prayitno dan Bupati Irfendi Arbi.
"Peringatan Peristiwa Situjuah ke-70 tahun pada 15 Januari 2019 merupakan momentum yang sangat ditunggu-tunggu masyarakat di Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumbar umumnya," jelas Tan Marajo.
Tokoh muda Luak Limopuluah Muhammad Bayu Vesky menyebut, harapan agar Presiden Joko Widodo berkenan hadir dalam peringatan Peristiwa Situjuah, merupakan harapan besar masyarakat Sumbar dan keluarga pejuang di Ranah Minang.
"Apalagi, bapak Presiden Jokowi sangat peduli dengan semangat Hari Bela Negara. Ini dibuktikan, dengan adanha Inpres Nomor 7 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Bela Negara. Ini yang kita jadikan momentum bangkit dan terus mengobarkan api perjuangan demi NKRI," kata Bayu yang juga Direktur PT Bumi Alam Sumatera, eksportir buah manggis yang tempo hari dilaunching Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman itu.
Bayu menyebut, harapan agar Presiden Jokowi dapat hadir, juga pernah disampaikannya bersama Bupati Irfendi Arbi, saat peresmian sumur bor bantuan Kementerian ESDM oleh Wamen Arcandra Tahar di Pondok Pesantren Al Makmur Situjuah Tungka.
"Kehadiran pak Moeldoko, ditunggu tunggu ribuan orang warga, keluarga pejuang dan masyarakat Situjuah, Limapuluh Kota. Kami bergembira ria menyambut pak Moeldoko," kata Muhammad Bayu Vesky.
Bupati Irfendi Arbi dan Wabup Ferizal Ridwan menyebut, sangat senang dan siap mensukseskan peringatan Peristiwa Situjuah yang ke-70. "Semangat perjuangan mata rantai PDRI mesti terus kita gelorakan," katanya terpisah.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement