Liputan6.com, Jakarta - Para penyintas korban ledakan bom Thamrin yang tergabung dalam komunitas Sahabat Thamrin berkumpul di depan Starbucks di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (13/1/2019). Mereka memperingati tiga tahun ledakan bom pada 14 Januari 2016.
Dalam kesempatan itu, para penyintas maupun keluarga korban mendesak pemerintah segera membayar kompensasi bagi para korban yang belum mendapatkan haknya. Selain itu komunitas ini berharap pemerintah tak hanya memberikan kompensasi dalam bentuk bantuan langsung, tapi juga pemberdayaan sehingga para penyintas maupun keluarga korban bisa tetap melanjutkan hidupnya.
Advertisement
"Kami tidak hanya menginginkan kompensasi saja karena itu sudah tercantum di UU. Kami berharap pada pemerintah kami jangan diberikan ikan tapi kailnya. Dengan kail kami bisa mendapatkan ikan dengan cara kita, dengan semangat kita sehingga bisa menata masa depan dengan lebih baik lagi," ujar Juru Bicara Sahabat Thamrin, Dwi Siti Rhomdoni.
"Kompensasi ini mungkin bisa dalam jangka waktu saat ini. Tapi bantuan lain bisa berupa pendidikan, modal usaha, pekerjaan atau dikaryakan kembali karena korban ada yang masih bisa dikaryakan kembali," lanjutnya.
Dwi mengungkap ada penyintas yang kehilangan pekerjaan karena cacat fisik setelah menjadi korban ledakan bom Thamrin. Mereka inilah yang menurutnya perlu diberdayakan karena mereka masih memiliki keluarga yang harus dinafkahi.
"Sehingga kami harapkan pemerintah bisa melihat korban bukan hanya pada saat kritis tapi berkesinambungan. Mulai dari meraih para korban untuk dikaryakan dan mendapatkan pelatihan untuk berkarya dan bantuan berwirausaha atau juga pendidikan. Korban ini ada juga kepala rumah tangga yang meninggalkan anak istrinya. Anaknya bisa dibantu pendidikannya sampai perguruan tinggi atau mungkin sampai mendapatkan pekerjaan juga," kata Dwi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Masih Ada yang Belum Dapat
Pada Agustus 2018, pemerintah telah memberikan kompensasi kepada 13 korban bom Thamrin dan tiga orang korban bom Kampung Melayu. Pihaknya pun masih memperjuangkan kompensasi bagi korban yang belum mendapatkan. Korban ledakan bom yang sejauh ini sudah mendapatkan kompensasi hanya ledakan bom Thamrin, Kampung Melayu dan Samarinda.
"Kami sudah diberikan bantuan pemerintah salah satunya kompensasi. Teman-teman lainnya kan memang belum mendapatkan belum seberuntung kami dan itu kami perjuangkan," kata dia.
Kendati nilai kompensasi tak sesuai dengan yang diajukan, namun pihaknya tetap berterima kasih kepada pemerintah. Karena baru kali ini pemerintah memberikan perhatian kepada korban ledakan bom.
"Kami bersyukur baru kali ini korban diperhatikan secara khusus oleh pemerintah. Dengan adanya kami diberikan dan ada penggodokan revisi UU Anti-terorisme mudah-mudahan ke depannya teman-teman korban lain mendapatkan kompensasi sesegera mungkin," jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Sahabat Thamrin juga mengeluarkan pernyataan sikap dan salah satunya berisi pernyataan bahwa komunitas ini tidak memihak pada salah satu pasangan capres-cawapres.
"Kami mengajak masyarakat untuk tidak memihak paslon manapun, sebenarnya karena kita ingin mengajak pada perdamaian. Apapun pilihan politiknya silakan saja karena kita menganut Bhinneka Tunggal Ika. Apapun pilihannya jangan sampai Indonesia terpecah belah karena kita tetap ingin Indonesia satu dan berdamai," pungkas Dwi.
Advertisement