Demo Rompi Kuning Prancis Masuk Pekan ke-9, Ribuan Petugas Disiagakan

Ribuan demonstran memadati beberapa kota di Prancis, melanjutkan gerakan rompi kuning atau gilets jaunes yang memasuki pekan ke-9 berturut-turut.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 13 Jan 2019, 14:00 WIB
Massa gerakan rompi kuning di Paris, Prancis pada 12 Januari 2019 waktu lokal (AFP)

Liputan6.com, Paris - Puluhan ribu demonstran memadati beberapa kota di Prancis, melanjutkan gerakan rompi kuning atau gilets jaunes yang memasuki pekan ke-9 berturut-turut pada 12 Januari 2019 malam waktu lokal.

Polisi di ibu kota menggunakan meriam air dan gas air mata ketika demo berubah menjadi bentrokan di Arc de Triomphe, Paris, demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (13/1/2019).

Sekitar 84.000 demonstran dilaporkan berpartisipasi dalam demo nasional tersebut. Jumlah partisipan meningkat dibandingkan dengan pekan lalu, angka resmi menunjukkan.

Protes nasional awalnya dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar. Sejak itu, isu demo melebar menjadi bentuk kemarahan massa terhadap tingginya biaya hidup, dan daftar luas tuntutan lainnya.

Ribuan petugas dikerahkan di seluruh Paris, yang sebelumnya telah melihat bentrokan jalanan dan vandalisme, untuk mengatasi para pengunjuk rasa, dan bagian-bagian pusat kota diblokir oleh polisi antihuru-hara.

Sekitar 8.000 demonstran turun ke jalan - lebih dari dua pekan terakhir, ketika pemerintah menghitung hanya 3.500 orang pada 5 Januari dan 800 pada 29 Desember, menurut data dari Kementerian Dalam Negeri.

Sekitar 156 pengunjuk rasa ditangkap, dan pada pukul 21.00 waktu setempat (20:00 GMT), 108 orang masih ditahan, kata polisi.

Menjelang malam, tidak ada penjarahan atau pembakaran mobil seperti yang terlihat pada pekan-pekan sebelumnya.

Ada juga ribuan pengunjuk rasa di kota-kota Bordeaux dan Toulouse di Prancis selatan serta Strasbourg di timur dan kota tengah Bourges, tempat unjuk rasa besar lainnya, tempat lebih dari 6.000 orang turun ke jalan.

Di seluruh negeri, 244 orang ditangkap, dengan 201 lainnya ditahan, dan sisanya dilepaskan kata polisi.

Sekitar 80.000 petugas polisi dikerahkan secara nasional untuk menghadapi para pemrotes.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, debat nasional akan dimulai pada 15 Januari sebagai tanggapan atas protes berminggu-minggu oleh "gilets jaunes" - yang disebut karena jaket visibilitas tinggi berwarna kuning yang mereka kenakan.

Ini akan diadakan secara publik di balai kota di Prancis dan di internet, dan akan fokus pada empat tema: pajak, energi hijau, reformasi kelembagaan dan kewarganegaraan.

 

Simak video pilihan berikut:


Kemarahan terhadap Presiden Macron

Kelompok demonstran berjaket kuning memblokade banyak jalan di Prancis dalam aksi protes menentang kenaikan harga BBM, 17-18 November 2018 (AP/Michel Euler)

Fokus protes telah berubah dari kemarahan atas kenaikan pajak bahan bakar ke protes meluas terhadap Presiden Emmanuel Macron. Ia dituduh oleh massa telah mengabaikan masalah peningkatan biaya hidup bagi banyak orang di pedesaan dan kota kecil Prancis.

"Kami ingin mendapatkan kembali daya beli kami dan memberikan suara dalam keputusan," kata Priscillia Ludosky, yang meluncurkan petisi terhadap kenaikan harga bahan bakar.

Menyikapi demonstran, pemerintah Prancis telah melakukan konsesi dengan membatalkan kebijakan kenaikan pajak bahan bakar, menaikkan upah minimun nasional, serta menaikkan tunjangan bagi para pensiunan.

Namun, kata Ludosky, konsesi pemerintah "tidak cukup".

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya