Liputan6.com, Jakarta - Harga tiket pesawat sedang menjadi isu nasional karena harga yang naik. Penumpang pun membanding-bandingkan harga penerbangan domestik ke luar negeri.
Salah satunya sempat viral sebuah thread dari warganet yang menyuarakan keresahan terkait harga tiket domestik yang mahal. Sektor pariwisata pun berpotensi kena imbasnya.
Menurut pantauan Liputan6.com di situs Traveloka pada Minggu (13/1/2019), harga tiket pesawat Jakarta-Tokyo ternyata memang lebih murah ketimbang rute Jakarta-Manado. Harga tiket ke Negeri Sakura mencapai Rp 2 juta naik AirAsia tanggal keberangkatan 8 Februari 2019 ke Bandara Haneda.
Baca Juga
Advertisement
Pada tanggal yang sama, harga tiket pesawat dari Jakarta ke Bandara Sam Ratulangi, Manado, hanya beda tipis dari ke Tokyo, yakni Rp 1,6 juta yang naik Citilink. Sementara, harga tiket maskapai lain ke Manado lebih mahal, yakni:
- Lion Air: Rp 2,2 juta
- Batik Air: Rp 2,5 juta
Tak hanya itu, pada tanggal yang sama, sejumlah tiket pesawat ke luar negeri juga terpantau lebih murah. Salah satunya Macau yang harga tiket pesawatnya dibanderol Rp 1,8 juta-Rp 2,1 juta menggunakan AirAsia.
Tiket ke Singapura juga lebih murah, yakni di kisaran Rp 500 ribu dengan maskapai Lion Air, AirAsia dan Jetstar. Begitu pun tiket ke Kuala Lumpur, yaitu Rp 395 ribu dengan AirAsia dan Rp 525 ribu dengan Lion.
Naik pesawat ke Vietnam menuju Hanoi dan Kota Ho Chi Minh juga tidak kalah murah. Untuk ke Kota Seribu Danau, butuh biaya Rp 1,8 juta naik AirAsia, atau Rp 2,1 juta dengan Thai Airways. Sementara, cukup bayar Rp 1,4 juta, penumpang bisa ke Kota Ho Chi Minh naik maskapai Lion dan Malindo, atau bisa naik AirAsia dengan harga tiket RP 1,7 juta.
Sebelumnya, Ketua Umum Indonesia National Air Carrier Association, (INACA), I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, mengungkapkan masalah pajak menjadi sumber harga tiket pesawat yang mahal, serta adanya perkara suplai dan permintaan.
"Di dalam negeri kita kena pajak pertambahan nilai (PPN), di luar negeri tidak kena PPN. Hal tersebut yang buat perbedaan harga," ucapnya di Kawasan SCBD, Jakarta, Minggu (13/1/2019).
Tiket Domestik Mahal, Wisatawan Lokal Bakal Pilih Berkunjung ke Luar Negeri
Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Kepulauan Riau (Kepri) khawatir terhadap mahalnya harga tiket pesawat untuk penerbangan domestik.
Kondisi ini dinilai berbanding terbalik dengan rencana pemerintah meningkatkan kunjungan wisatawan domestik.
Ketua DPD Asita Kepri, Andika Lim mengatakan, mahalnya harga tiket pesawat rute domestik ketimbang tujuan luar negeri antara lain Singapura, Malaysia, Thailand dan negara ASEAN lain dapat berdampak terhadap kunjungan wisatawan domestik ke luar negeri.
Wisatawan domestik akan mempertimbangkan kunjungan ke luar negeri ketimbang daerah di Indonesia. Apalagi ada rasa kebanggaan bisa bepergian ke luar negeri.
"Bagaimana program Pemerintah meningkatkan wisatawan domestik dapat tercapai. Jika kebijakan airline tidak dikendalikan, " ujar Andika di Batam Centre, seperti ditulis Minggu (13/1/2019).
Oleh karena itu, menurut dia maskapai punya peran penting untuk mendukung program pemerintah meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan domestik.
Apalagi ada maskapai low cost carrier atau maskapai berbiaya murah yang dapat berkontribusi untuk meningkatkan jumlah wisatawan domestik dengan sediakan tiket murah. Ia mengharapkan maskapai dapat mempertimbangkan kembali untuk harga tiket pesawat.
"Kami berharap pihak airline mempertimbangkan kembali. Kalau itu LCC, harus harga low cost carrier, untuk sekarang itu kurang fair untuk penumpang," kata Andika.
Hal yang terjadi sekarang, justru kontra produktif dengan agenda besar Kementerian Pariwisata (Kemenpar).
Dorongan bagi tiap-tiap daerah untuk menghadirkan penerbangan murah untuk wisatawan tidak terlihat nyata. Sebagai perbandingan, untuk penerbangan Batam-Jakarta dengan jadwal penerbangan pada 15 Januari 2019, berada di atas Rp 1 juta.
Sementara penerbangan dari Batam-Kuala Lumpur, Malaysia, di hari yang sama justru lebih murah, tepatnya Rp 767 ribu.
Andika mengatakan, harga tiket pesawat mahal pada Januari 2019 itu dapat ganggu target Kemenpar untuk menghadirkan 20 juta wisatawan mancanegara (Wisman) dan lebih banyak lagi mobilitas wisatawan domestik di berbagai daerah.
"Memang untuk wisatawan mancanegara ke Batam tidak karena kebanyakan mereka menggunakan Jalur laut, " ujar Andika.
Advertisement