Liputan6.com, London - Sebuah laporan dari pihak intelijen Inggris mengatakan bahwa simpatisan ISIS menyusun rencana pembunuhan terhadap Kate Middleton, dengan cara membubuhi racun pada bahan pangan yang dibeli istri Pangeran William itu di supermarket.
Laporan yang terbit pada Minggu 13 Januari 2019 itu, juga menyebutkan bahwa simpatisan ISIS berupaya meracunni Duchess of Cambridge, dengan mengutak-atik makanannya seraya saling berkomunikasi via aplikasi Telegram.
Dikutip dari New York Post pada Senin (14/1/2019), sebuah tangkapan layar (screenshot) dari salah seorang simpatisan ISIS di Telegram menulis: "Kita tahu apa yang dia makan, racuni itu!".
Baca Juga
Advertisement
Tangkapan layar itu juga menampilkan sebuah foto ketika Kate Middleton tengah mendorong troli di sebuah supermarket. Lokasi di mana putri kerajaan berusia 37 itu berbelanja juga turut dibagikan, yakni di sebuah toserba di Kota Norfolk, Inggris timur laut.
Unggahan lainnya di Telegram memuat sebuah gambar keji tentang Pangeran George, di mana menunjukkan sang balita memegang tangan ayahnya, Pangeran William, berdiri di samping seorang militan ISIS yang memegang sebilah pedang dengan tulisan: "Bangkitnya Kafir!"
Seorang sumber keamanan mengatakan kepada surat kabar Daily Star Sunday bahwa ancaman tersebut ditanggapi dengan "sangat serius."
Agen intelijen Kerajaan Inggris meyakini ancaman itu terkait dengan pesan yang dikirim oleh Husnain Rashid, simpatisan ISIS yang dipenjara pada 2017 karena memprovokasi teror terhadap Pangeran George.
"Pesan tersebut disebarkan secara global di antara para militan, melalui aplikasi yang terkadang sulit untuk dilacak," ujar sumber terkait.
Kate Middleton baru-baru ini mengejutkan konsumen toserba The Range di Kota Norfolk tepatnya pada momen Natal lalu, dengan berbelanja bahan pangan layaknya warga sipil. Dia juga diketahui menyambangi supermarket Waitrose, di kota dan hari yang sama.
Simak video pilihan berikut:
Teror pada Pangeran George
Sementara itu, Husnain Rashid diketahui telah dijatuhi kurungan penjara seumur hidup oleh otoritas hukum Inggris, karena terbukti mendorong para simpatisan ISIS untuk meneror Pangeran George.
Pria 32 tahun itu mendesak para pendukungnya via aplikasi berkirim pesan Telegram, lengkap dengan memasukkan detail rencana teror.
Rashid, yang diketahui berasal dari Kota Lancashire, mengunggah foto Pangeran George di sekolahnya, yang disandingkan dengan sepasang siluet militan ISIS bertopeng.
Selama proses sidang pada Mei 2018, jaksa penuntut Annabel Darlow mengatakan kepada pengadilan, bahwa Rashid mengirim pesan yang disertai foto Pangerang George kepada beberapa grup di Telegram, dan mengatakan: "Bahkan keluarga kerajaan tidak akan ditinggalkan sendirian."
Dia menambahkan: "Sekolah dimulai lebih awal", merujuk pada seruan untuk mencelakai sang pangeran muda. Bersamaan dengannya, Rashid juga diketahui berencana menyuntikan racun ke es krim yang akan diberikan ke Pangeran George.
Advertisement