Liputan6.com, Aceh - Belum lama ini, warga Aceh mengeluh karena harga tiket pesawat tujuan Aceh-Jakarta meroket. Kondisi ini memaksa warga menggunakan rute penerbangan nondomestik, yakni transit di Kuala Lumpur (KL) terlebih dulu, sebelum lanjut ke Jakarta.
Menggunakan rute penerbangan luar negeri mengharuskan warga mengurus kepemilikan paspor terlebih dahulu. Seperti yang diketahui, paspor merupakan syarat seseorang dapat melakukan perjalanan luar negeri.
Pelaksana tugas Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Banda Aceh, Irawan mengakui terjadi peningkatan pembuatan paspor, meski tidak signifikan. Dalam sehari, permohonan pengurusan paspor mencapai 100 hingga 150 orang.
Baca Juga
Advertisement
"Kira-kira terjadi peningkatan antara 20 hingga 30 persen. Kalau di Banda Aceh, rata-rata, itu total, atau semua, 100 sampai 150. Cuma tidak bisa kita hitung yang bersangkutan ke KL atau tidak," sebut Irawan, kepada Liputan6.com, Minggu malam (13/1/2019).
Setelah ramainya keluhan para pengguna jasa penerbangan ini, beredar kabar seluruh maskapai nasional yang tergabung dalam Indonesia National Air Carrier Association (INACA) menurunkan harga tiket pesawat. Ini berlaku untuk penerbangan domestik sejak Jumat, 11 Januari 2019.
Penurunan tiket pesawat diklaim menukik 20 hingga 60 persen. Ketua Umum INACA, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra (Ari Askhara) menyebut, keputusan ini berdasarkan hasil kesepakatan bersama antara beberapa pihak terkait.
"Kami mendengar keprihatinan masyarakat atas tingginya harga tiket nasional. Dan atas komitmen positif dari stakeholder, khususnya AP 1, AP II, Airnav dan Pertamina," kata dia di Kawasan SCBD, Jakarta, Minggu, 13 Januari 2019, kemarin.
Sekretaris Jenderal INACA, Tengku Burhanudin menyebut, Garuda Indonesia memangkas harga tiket pesawat hampir separuhnya, dari Rp 3,2 juta menjadi Rp 1,6 juta. Batik Air pun begitu.
"Terus Batik Rp 2,8 juta mungkin akan Rp 1,5 juta," ujarnya, di kawasan SCBD, Jakarta.
Harga Tiket Tetap Melejit
Menanggapi hal ini, Safaruddin, salah seorang warga Aceh yang sering bolak balik Aceh-Jakarta mengaku telah mengecek perubahan harga tiket di salah satu situs penyedia jasa penjualan tiket. Namun, belum ada perubahan.
"Sepertinya belum ada perubahan sebagaimana yang tersiar bahwa sudah ada penurunan harga sampai 50 persen, bahkan harganya juga masih jauh lebih murah dengan menggunakan air Asia dengan transit KL," ungkapnya, kepada Liputan6.com, Senin (14/1/2019).
Ketua LSM Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) ini meminta pihak terkait melakukan pengecekan di situs-situs penyedia jasa penjualan tiket untuk mengecek langsung kebenarannya. Menurutnya, harga tiket masih sama, seperti sebelumnya.
"Sebelum kenaikan saya cek tiket Banda Aceh ke Surabaya sekitar Rp 2,4 juta per orang, setelah kenaikan jadi Rp 4 juta, dan sekarang pun saya cek masih 4 juta. Sementara, dengan Air Asia, transit KL Rp 1 juta," sebut pria yang mengaku bisa berhemat Rp 18 juta untuk 6 tiket yang belum lama ini dipesannya.
Safaruddin yang 3 kali dalam sebulan melakukan penerbangan Aceh-Jakarta untuk urusan persidangan ini mengaku heran ada perbedaan antara harga tiket maskapai domestik dengan maskapai asing. Jika karena harga aviation turbine atau bahan bakar pesawat, harusnya, seluruh maskapai menawarkan tarif yang tidak terpaut jauh.
"Kalau dikatakan harga avtur naik, apa maskapai luar pakai premium atau pertamax untuk bahan bakarnya? Harusnya, Garuda Indonesian sebagai perusahaan BUMN memberikan kemudahan dan kesejahteraan bagi rakyat sebagaimana slogan BUMN bahwa 'BUMN untuk membangun negeri'," pinta dia.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement