Perusahaan Ini Ingin Kirim Wanita Melahirkan di Luar Angkasa

Langkah luar biasa ini dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan umat manusia keluar bumi dan terus mempertahankan kehidupannya.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Jan 2019, 16:00 WIB
Gelembung biru di luar angkasa yang berhasil ditangkap oleh teleskop Hubble (sumber: mashable.com)

Liputan6.com, Jakarta - Startup (perusahaan rintisan) berbasis di Belanda, SpaceLife Origin, ingin membuat gebrakan bersejarah. Mereka ingin mengirim wanita hamil untuk melahirkan di luar angkasa.

Langkah luar biasa ini dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan umat manusia keluar bumi dan terus mempertahankan kehidupannya.

Agar 'eksodus' itu sukses, manusia harus belajar cara melahirkan dalam gravitasi nol.

Dilaporkan Oddity Central, ide ini terdengar gila. Sebab, manusia masih jauh menjadi spesial luar angkasa.

Namun, SpaceLife Origin percaya, kelangsungan hidup jangka panjang manusia tergantung pada penelitian ini.

Salah satu eksekutif SpaceLife Origin, Egbert Edelbroek, mengatakan kalau pihaknya ingin belajar bagaimana peristiwa melahirkan di luar angkasa menjadi 'investasi' untuk umat manusia.

Agar dapat mewujudkan cita-cita itu, SpaceLife Origin akan menyelenggarakan serangkaian percobaan rintisan selama lima tahun mendatang. Dengan penelitian ini, kelahiran orang pertama di luar angkasa dijadwalkan dapat terwujud pada 2024.

Edelbroek mengklaim telah bertemu dengan beberapa perusahaan pesawat luar angkasa yang bersedia mengangkut perempuan hamil dalam jarak 402 kilometer di atas Bumi.

Dirinya juga mengklaim telah menemukan orang-orang kaya yang bersedia membiayai percobaan. Dia juga telah berdiskusi dengan wanita yang bersedia menjadi yang pertama melahirkan di luar angkasa.

Pun demikian, walau SpaceLife Origin berhasil menemukan sukarelawan, roket komersial, dan uang yang diperlukan untuk mendanai semuanya, misinya masih memerlukan persiapan lain.

Sebab, ide membawa wanita hamil ke luar angkasa untuk melahirkan bayi terdengar cukup sulit. Para ahli mengkhawatirkan keselamatan bayi dan proses persalinan.


Hewan Pernah Melahirkan di Luar Angkasa

Citra satelit dimanfaatkan untuk membantu Indonesia selama beberapa minggu dan bulan mendatang pascabencana. Di sini, petir dapat dilihat di dekat pulau Kalimantan pada tahun 2014, dari atas Stasiun Angkasa Luar Internasional. (REDI WISEMAN / NASA)

Astronot biasanya mengalami tiga kali gaya gravitasi selama pendakian ke orbit. Dalam kasus peluncuran pesawat luar angkasa yang gagal, astronot mengalami tiga kali lipat perubahan gaya gravitasi.

Tidak ada yang tahu bagaimana kondisi itu akan mempengaruhi janin atau ibu.

Meskipun belum pernah ada peristiwa kelahiran manusia di ruang angkasa sebelumnya, ada beberapa percobaan kelahiran pada tikus, ikan, kadal dan invertebrata.

Pada era 1990-an, tikus pernah melahirkan pada misi pesawat ulang-alik Amerika Serikat (AS).

Selain tikus, ada anak anjing yang terlahir di luar angkasa dengan sistem vestibular. Sayangnya, ada kecacatan pada anak tikus dan anjing tersebut.


Akta Kelahiran?

(Foto: Dok. Merdeka)

Sesaat setelahnya, bayi-bayi itu pulih setelah beberapa saat. Para ilmuwan menyimpulkan bahwa anak-anak hewan itu membutuhkan gravitasi.

Tidak adanya gravitasi akan menimbulkan masalah serius, seperti kurangnya bantuan ketika ibu mendorong bayi keluar atau cairan tubuh mengambang melalui pesawat sebagai gumpalan.

SpaceLife Origin mengakui bahwa rencana mereka masih memiliki banyak hal yang tidak diketahui. Tetapi inilah yang menjadi alasan utama misi perintis tersebut, di mana untuk menemukan jawaban.

Selain masalah kesehatan dan proses kelahiran itu, ada masalah lain yang membuat banyak orang bingung.

Begitu bayinya kembali ke bumi dengan aman, akta kelahiran macam apa yang akan dituliskan untuk seseorang yang lahir di luar angkasa?

Reporter: Maulana Kautsar

Sumber: Dream.co.id

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya