Liputan6.com, Jakarta - Polisi Jerman dilaporkan baru saja menggerebek rumah remaja pria berusia 19 tahun beberapa waktu lalu. Remaja tersebut tercatat bekerja sebagai karyawan IT.
Penggerebekan tersebut menjadi bagian dari penyelidikan atas aksi hacker yang meretas data besar-besaran yang juga memengaruhi akun ratusan politisi Jerman.
Baca Juga
Advertisement
Menurut laporan DW, Senin (14/1/2019), petugas Dinas Kriminal Federal BKA memeriksa tempat tinggal remaja itu dan menyita peralatan teknis di kediamannya di Kota Heilbronn.
Pria muda yang diidentifikasi sebagai Jan S. ini mengatakan kepada ARD bahwa ia telah diinterogasi selama beberapa jam oleh polisi. Dia diperlakukan sebagai saksi dalam kasus ini, bukan dituding sebagai hacker.
Dia mengungkap kalau mengenal hacker yang dikenal dengan nama "Orbit," tetapi itu bukan dirinya.
Kebocoran data dari akun sejumlah politisi, termasuk Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Frank-Walter Steinmeier, beberapa waktu lalu dipublikasikan di Twitter.
Data-data ini termasuk nomor ponsel, info kontak, dan detail kartu kredit dari anggota partai politik Jerman, serta beberapa selebritas dan jurnalis.
Mengaku Bukan 'Orbit'
Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer sendiri sudah bertemu dengan BKA dan Dinas Keamanan Informasi BSI untuk membahas kasus tersebut.
Seorang pejabat BSI mengatakan, lembaganya telah mengetahui ada peretasan sejak awal Desember dan sudah memperingati beberapa anggota parlemen yang akunnya diretas.
Remaja yang bekerja di sektor IT itu juga telah membagikan beberapa informasi yang diretas di akun Twitter-nya sendiri.
Dia mengakui telah melakukan kontak dengan peretas yang bertanggung jawab atas pencurian data tersebut.
Menurutnya, peretas yang dikenal dengan nama "Orbit" menghubunginya tak lama setelah data-data itu disebarkan di internet dan memberitahu rencana untuk menghancurkan komputernya.
Advertisement
Screenshot Percakapan
Jan S. sendiri sempat menguggah screenshot percakapan e-mail antara dia dan "Orbit", yang mengatakan dia akan menghancurkan peralatan teknisnya.
Selanjutnya "Orbit" juga mengatakan akan menghapus akunnya di aplikasi Telegram, yang telah digunakan keduanya selama bertahun-tahun untuk melakukan percakapan.
Reporter: DW Indonesia
Sumber: DW.com
(Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: