Liputan6.com, Konawe Selatan - Tidak ada manusia yang ingin dilahirkan tidak sempurna. Ketika penyakit dianggap cobaan dan telah lelah berjuang, kebanyakan orang hanya bisa pasrah.
Khairul Azzam (11) bocah asal Desa Tolutu Jaya, Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara hanya bisa pasrah setelah bertahan melawan penyakit berupa penyempitan saluran kencing dan anus.
Khairul Azzam, sejak 11 tahun lalu hingga hari ini mengalami kesulitan buang air besar dan kencing. Setiap kali hendak membuang hajatnya, anak kedua dari tiga bersaudara ini, sering menangis kesakitan melawan perih.
Baca Juga
Advertisement
Selama 11 tahun pula, Azzam keluar masuk rumah sakit dan dokter praktik. Ibunya, Nur Hasanah, mengaku sudah puluhan kali mencari pengobatan medis dan tradisional. Namun, hingga hari ini belum memberikan perubahan berarti.
"Dimulai sejak dia berusia 10 bulan, ada benjolan melintang di perutnya, disertai gejala sering meringis kesakitan apalagi pada saat buang air," ujar Ibu Azzam, Nur Hasanah, Kamis (10/1/2018).
Kondisinya memprihatinkan, sakitnya tidak bisa ditebak sehingga membuat Azzam sering menangis tiba-tiba. Hal ini menyebabkan Azzam terpaksa hanya bisa tinggal di rumah. Padahal, dia seharusnya sudah mengenyam pendidikan di kelas 5 sekolah dasar.
"Dia sering menangis tiba-tiba, saya dengarnya kesakitan. Tak bisa keluar rumah, sebab kalau sudah menangis saya tak tega lihat dia," jelasnya.
Cerita ibunya yang bekerja pada salah satu salon potong rambut di Kota Kendari, Azzam sering bertanya kapan bisa bersekolah bersama teman sebayanya. Namun, pertanyaan polos Azzam hanya bisa dibalas ibunya dengan kalimat penyemangat dan harapan.
"Saya hanya bisa bilang nanti, nanti kalau Azzam sudah sembuh," tambahnya.
Masalah Azzam tak hanya sampai di sini. Saat dia baru berusia 5 tahun dan berusaha melawan penyakitnya, kedua orangtuanya bercerai. Hingga hari ini, Azzam bersama dua orang saudaranya dirawat sendiri oleh ibunya.
Karena menjadi orangtua tunggal, ibu Azzam kerap kesulitan biaya hidup. Sebab, gaji sebagai pekerja salon sangat kurang untuk menghidupi tiga orang anaknya, apalagi untuk biaya operasi bagi kesembuhan Azzam.
Kondisi Azzam Didengar Manggala Agni
Azzam dan keluarga tinggal di desa yang wilayahnya paling rawan kedua kebakaran hutan di Sulawesi Tenggara, setelah kabupaten Bombana. Kondisi Azzam pun akhirnya didengar pihak pemadam kebakaran hutan Taman Nasional Rawaaopa atau biasa disebut Manggala Agni.
Maka, usaha penggalangan dana pun langsung digelar untuk Azzam. Tanpa menunggu bantuan langsung pemerintah, Kepala Manggala Agni Daerah Operasi Tinanggea, Fanca Yanuar Kusuma turun tangan menyelamatkan Azzam.
Mulai dari sosialisasi ke staf dan warga desa, Fanca Yanuar juga mengajak sejumlah pihak menggalang dana bagi bocah penderita penyakit itu. Sebuah kegiatan amal malah sengaja dihelat untuk mencarikan dana buat bocah ini, Kamis, 10 Januari 2019.
"Kita usahakan agar anak ini bisa sembuh. Bisa bersekolah seperti teman-temannya yang seumuran, kasihan dia harusnya bisa sekolah tapi tak mampu karena sakit yang dialaminya," ujar Fanca Yanuar Kusuma.
Dari galang dana itu, terkumpul uang sebesar Rp 21.845.000. Jumlah ini, diperkirakan masih sangat kurang karena kabarnya Azzam akan dioperasi ke salah satu rumah sakit di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
"Kita upayakan Azzam bisa berobat di Makassar. Kita akan carikan tambahannya, upaya hari ini belum berakhir sampai di sini saja," ujar Fanca Yanuar.
Jika sudah diobati dan sembuh, Fanca Yanuar bercita-cita bisa melihat Khairul Azzam bersekolah seperti teman-temannya. Sebab, keinginan terbesar bocah ini hanya bisa ikut mengenyam bangku pendidikan.
"Kami juga yakin tak sendiri, selama masih ada keinginan di situ kami yakin ada jalan. Respon sejumlah pihak juga kami lihat baik," katanya.
Upaya Mangga Agni mendapat respon positif dari pihak kepolisian dan Pemda Konawe Selatan. Kapolres bahkan mengapresiasi pihak Manggala Agni yang sudah berani bekerja melebihi tugas dan tanggung jawabnya.
Sementara, pihak Pemda menyatakan akan siap membantu Azzam dan keluarga. Meskipun, pada prosesnya, bantuan yang akan diberikan sesuai prosedur yang ada di Pemda.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement