Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati disebut-sebut sebagai sosok yang berpeluang menduduki jabatan Presiden World Bank (WB) atau Bank Dunia.
Menanggapi kabar ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan tentu merupakan kebanggaan bagi Indonesia jika Sri Mulyani terpilih menjadi Presiden Bank Dunia.
"Kalau dia sampai ke situ tentu kehormatan besar sekali untuk Indonesia," kata dia, dalam acara 'Coffee Morning bersama Menko Maritim', di Kantornya, Jakarta, Senin (14/1/2019).
Meskipun demikian, Mantan Kepala Staf Kepresidenan ini tak menampik posisi nomor 1 di Bank Dunia lumrah ditempati oleh utusan negara penyumbang dana terbesar.
Baca Juga
Advertisement
"Itu bisa saja kenapa tidak. Tapi itu biasanya dipegang oleh negara yang paling sumbangannya ke sana (World Bank)," ungkapnya.
"Yang kita isi sebenarnya tempat di bawah-bawah itu, seperti tempat Ibu Sri Mulyani waktu itu," ujar dia.
Dia mengakui, Sri Mulyani merupakan sosok yang kompeten dalam mengurus sektor keuangan. Hal itu dapat dilihat dari kinerjanya ketika menjabat sebagai menteri keuangan RI.
Indonesia, kata Luhut, tentu mengharapkan ke depan akan semakin banyak sosok lain yang ahli di bidangnya dan mampu membanggakan Indonesia di mata dunia.
"Kita perlu cari Sri Mulyani-Sri Mulyani lain. Kita beruntung ada ibu Sri Mulyani, sangat kredibel, nanti ada Sri Mulyani lain, di World Bank, di IMF," ujar dia.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Ivanka Trump Jadi Kandidat Presiden Bank Dunia
Sebelumnya, Ivanka Trump, anak perempuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dipertimbangkan menjadi pengganti Presiden Bank Dunia Jim Yong Kom yang mengundurkan diri.
Selain Ivanka Trump, ada juga nominasi lain untuk memimpin Bank Dunia antara lain Wakil Menteri Keuangan untuk internasional David Malpass, Direktur US Agency for International Development Mark Green, dan Mantan Duta Besar untuk PBB, Nikkei Haley. Demikian laporan Financial Times, yang dikutip dari laman Business Insider, Sabtu (12/1/2019).
Tak seperti kandidat lain yang diusulkan, Ivanka tidak memiliki latar belakang ekonomi perdagangan internasional tetapi dia memiliki latar belakang seorang pengusaha.
Sebelum bergabung dengan Gedung Putih, Ivanka bekerja sebagai Wakil Presiden di Trump Organization yang mengurus soal akuisisi. Ia juga memiliki lini busana sendiri bermerek Ivanka Trump yang ditutup pada musim panas lalu.
Seorang juru bicara Departemen Keuangan menuturkan, kalau pihaknya telah dikirim sejumlah nama rekomendasi untuk kandidat yang baik dan memulai proses peninjauan internal untuk memilih seorang kandidat yang diajukan ke dewan Bank Dunia.
Dewan Bank Dunia mengatakan akan mulai terima nominasi untuk pemimpin baru pada awal Februari dan memberi nama pengganti Kim pada pertengahan April 2019.
Bank Dunia yang berbasis di Washington DC didirikan setelah Perang Dunia II untuk membiayai proyek pembangunan ekonomi di negara berkembang. Biasanya Bank Dunia dipimpin oleh seorang berasal dari Amerika Serikat.
Berdasarkan perjanjian tidak tertulis, AS menjadi pemegang saham terbesar Bank Dunia selalu memilih pemimpinnya sejak lembaga ini berdiri. Akan tetapi, keberhasilan kandidat AS tidak lagi tampak sepenuhnya terjamin.
Mundurnya Kim yang tiba-tiba merupakan kejutan bagi karyawan dan membuat masa depan Bank Dunia tidak pasti.
Sedangkan pemerintahan Trump telah mewaspadai dan memusuhi lembaga-lembaga internasional seperti Bank Dunia. Kini akan ditugasi untuk ajukan rekomendasi kepada dewan Bank Dunia.
Sebelumnya, Presiden Trump mencalonkan Ivanka Trump sebagai pengganti Haley Duta Besar untuk PBB, tapi akhirnya mencalonkan juru bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert usai kekhawatiran tentang nepotisme muncul.
"Sangat bagus, semua orang ingin Ivanka Trump menjadi Duta Besar PBB yang baru. Dia akan luar biasa, tetapi saya sudah biasa mendengar nyanyian nepotisme. Kami memiliki orang-orang hebat yang menginginkan pekerjaan itu," tulis Trump saat itu.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement