Liputan6.com, Jakarta - Polri masih menyelidiki kasus teror bom palsu dan molotov di rumah dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hingga saat ini, polisi masih kesulitan mendeteksi sidik jari pelaku.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, sidik jari pada botol molotov sulit dideteksi karena ditemukan banyak campur tangan orang sekitar. Saat ini, barang bukti tersebut masih diuji di Laboratorium Forensik Polri.
Advertisement
"Ada beberapa kendala yang ditemui, karena kejadiannya sudah terlalu banyak dari warga sekitar yang pegang itu," ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (14/1/2019).
Apalagi botol tersebut telah disiram air saat warga setempat berusaha memadamkan api akibat molotov yang dilemparkan ke rumah Wakil Ketua KPK Laode M Syarif di Kalibata, Jakarta Selatan.
"Perlu teknologi khusus lagi. Teknologi penguapan belum muncul, harus ada teknologi lain untuk memunculkan sidik jari," tuturnya.
Kendala juga ditemukan saat polisi mendeteksi sidik jari pada tas berwarna hitam berisi bom palsu alias fake bomb Yang ditemukan di pagar rumah Ketua KPK Agus Rahardjo di Bekasi, Jawa Barat. Barang bukti tersebut juga sudah terkontaminasi dengan sidik jari warga sekitar dan petugas.
"Tas itu juga kan diturunkan oleh anggota sama yang di paralon (bom palsu) itu. Kan paralon itu setelah digergaji, untuk dicek komponen senyawa yang ada di paralon itu, ternyata fake bomb, ada banyak sidik jari di situ. Nah, itulah yang masih didalami juga sidik jarinya," ucap Dedi.
Saat ini, polisi juga tengah meneliti rekaman CCTV di sekitar lokasi untuk mengungkap pelaku teror baik di rumah Agus Rahardjo maupun Laode M Syarif.
Teror Pagi Hari
Sebelumnya polisi menerima laporan penemuan benda mirip bom rakitan yang tercantel di pagar rumah Ketua KPK Agus Rahardjo di Perumahan Graha Indah, Jatimekar, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat pada Rabu 9 Januari 2019 sekitar pukul 05.30 WIB tadi.
Benda mencurigakan itu terbungkus tas berwarna hitam. Ditemukan beberapa kabel, pipa paralon, baterai, paku, dan serbuk menyerupai rangkaian bom rakitan. Namun polisi memastikan benda itu bukan firing divices melainkan fake bomb alias bom palsu.
Penemuan benda mencurigakan mirip bom itu hampir bersamaan dengan teror molotov yang terjadi di kediaman Wakil Ketua KPK Laode M Syarif di Kalibata, Jakarta Selatan. Saat ini, polisi masih mengusut kedua teror tersebut.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement