Liputan6.com, Jakarta Nama Yohan Mulia Legowo sudah sangat terkenal di dunia mixed martial arts (MMA) Indonesia. Bahkan, sebelum ia bergabung dengan ONE Championship pada tahun 2014.
Atlet yang mengawali karier profesionalnya pada 2002 ini sempat tidak terkalahkan pada dua tahun pertamanya. Namun, akhirnya ia harus tunduk dalam sebuah pertandingan pada 2004 lalu.
Baca Juga
Advertisement
Namun, pengalaman itu tak menyurutkan semangat Yohan Mulia Legowo. Ia kemudian bergabung dengan berbagai organisasi sebelum akhirnya memutuskan untuk berkompetisi di bawah naungan ONE. Ini adalah sebuah organisasi bela diri terbesar di dunia dimana para juara dunia dan atlet MMA bertanding.
Dan, Yohan dijadwalkan akan bertarung menghadapi AJ Lias Mansor dari Malaysia di ajang ONE: Eternal Glory, yang akan di helat di Istora Senayan Jakarta, 19 Januari 2019 mendatang.
Ajang Pembuktian
Pada laga itu, Yohan bertekad untuk merebut kemenangan pertamanya sejak Februari 2016, saat ia melawan rival senegaranya Mario Satya Wirawan.
Meski, atlet ini memulai kariernya di ONE dengan hanya satu kemenangan dari enam laga yang ia jalani, ia tidak pernah sedikitpun memiliki keinginan untuk berhenti, atau menyurutkan semangat bertandingnya.
Setidaknya laga melawan AJ Lias akan menjadi pembuktian lagi bagi kariernya awal tahun ini.
Advertisement
Bertarung Ketat
Sisi menarik dari pertandingan ini adalah kemampuan Yohan dan AJ dalam bidang striking. Ini akan memastikan bahwa keduanya akan bersaing ketat di dalam ring.
Dengan penantang yang memiliki rekor tiga kemenangan dan empat kekalahan sepanjang karier di ONE Championship itu, Yohan tetap merasa bahwa ia dapat menguasai pertandingan dan meraih kemenangan sebagai atlet tuan rumah.
Cara Bertanding
Namun, sayangnya Yohan selain harus fokus pada pertandingan akhir minggu ini, ia juga tetap harus menjalani profesinya sebagai seorang pelatih yang telah melahirkan beberapa nama besar. Dan, salah satu muridnya yang telah bergabung ke dalam jajaran atlet ONE adalah mantan juara nasional bantamweight Abro Fernandes.
Yohan, yang saat ini berusia 38 tahun, mengatakan bahwa ia terus ingin melatih dan bertanding demi meningkatkan kapasitas serta kemampuan bertandingnya dengan cara yang baru.
“Saya ingin berkompetisi dan terus meningkatkan kemampuan saya,” ujar Yohan.
Terkait kegiatannya sebagai sebagai pelatih dan atlet aktif, ia mengakui bisa mempelajari banyak hal yang belum pernah ia sadari dari setiap anak didiknya.
Advertisement