Invasi Masjidil Haram hingga Picu Krisis Diplomatik, 3 Ulah Jangkrik Ini Bikin Repot

Jangkrik tidak masuk dalam daftar hewan yang berbahaya. Namun, kemunculan kawanan ribuan serangga itu bikin merinding.

oleh Tanti YulianingsihElin Yunita Kristanti diperbarui 14 Jan 2019, 21:00 WIB
Ilustrasi jangkrik, serangga famili Gryllidae (Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Jangkrik tidak masuk dalam daftar hewan yang berbahaya. Serangga famili Gryllidae itu justru disebut-sebut sebagai sumber protein masa depan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO).

Laporan FAO menyatakan, makan serangga bisa membantu meningkatkan gizi dan mengurangi polusi.

Satu jangkrik memang tak mengapa, namun kawanannya yang bisa mencapai ribuan bisa bikin repot banyak orang.

Misalnya baru-baru ini di Makkah, Arab Saudi. Ribuan serangga itu menginvasi Kota Makkah, hingga ke kompleks Masjidil Haram, tempat suci bagi umat Islam.

Sejumlah gambar dan rekaman yang dibagikan di media sosial menunjukkan bagaimana jangkrik-jangkrik jenis true crickets menginvasi Masjidil Haram, yang dikunjungi jutaan muslim tiap tahunan.

Dalam sebuah video terlihat bagaimana serangga-serangga tersebut berterbangan, berlatar langit malam, diterangi lampu Masjidil Haram.

Sejumlah jemaah menjadi saksi mata serbuan jangkrik tersebut. Pada Sabtu malam saya berdoa di Masjid Suci dan serangga ada di mana-mana, di masjid, tidak hanya di halaman, tetapi bahkan di sekitar Kakbah," kata Abdulwhab Soror, 64, mengatakan kepada The National.

"Saya telah tinggal di Makkah seumur hidup saya dan saya belum pernah menyaksikan sesuatu seperti ini sebelumnya," tambahnya.

Fenomena invasi jangkrik bahkan membingungkan para pakar margasatwa. Dr Jacky Judas, manajer dan penasihat ilmiah keanekaragaman hayati terestrial di WWF dan Emirates Nature, mengatakan bahwa itu adalah yang pertama.

"Ini adalah pertama kalinya bagi saya untuk melihat spesies ini dalam jumlah besar. Saya tidak terkejut bahwa orang mengatakan hal yang sama," kata Dr Judas. "Saya belum pernah melihat spesies ini dalam jumlah sebesar ini."

Judas memperkirakan, jangkrik itu berasal dari beberapa bisnis di Semenanjung Arab yang membudidayakan jangkrik untuk pakan burung. Beberapa serangga bisa saja melarikan diri dan menyebar ke Makkah.

Pihak berwenang Kota Makkah pun tak tinggal diam. Ratusan petugas pembersihan dikerahkan untuk mengatasi jangkrik-jangkrik yang menggangu pada jemaah.

 


2. Insiden Serangan Sonik di Kuba

Bendera Kuba. (Freepik)

Pada akhir 2016, puluhan staf di Kedutaan Besar AS di Kuba jatuh sakit setelah dilaporkan mendengar suara-suara misterius di hotel atau rumah mereka.

Mereka melaporkan gejala fisik yang parah, termasuk vertigo, sakit kepala, sakit telinga dan bahkan kesulitan kognitif dan kehilangan kemampuan mendengar untuk sementara.

Para peneliti memperoleh rekaman suara mengganggu yang ditangkap oleh pekerja kedutaan di Kuba.

Hasil analisi sinyal akustik mengungkap, kesamaan yang mencolok suara tersebut dengan bunyi serangga. Penyelidikan lebih lanjut mengidentifikasi, itu adalah bunyi yang dikeluarkan jangkrik spesies Anurogryllus celerinictus.

Temuan tersebut, yang belum melalui tinjauan sejawat atau sesama pakar (peer-review) tersebut dipresentasikan dalam pertemuan tahunan Integrative and Comparative Biology di San Francisco dan diterbitkan di jurnal daring BioRXiv pada 4 Januari 2019.

Seperti dikutip dari situs sain Pada bulan-bulan pertama dugaan serangan tersebut, sejumlah personel kedutaan melaporkan mengalami gejala yang sangat mengganggu.

Mereka kemudian ditarik dari pos mereka di Havana dan dipulangkan ke AS.

Krisis diplomatik pun sempat terjadi. Sejumlah pejabat AS awalnya mengklaim bahwa pemicunya adalah senjata sonik rahasia. Sebagai balasannya, diplomat Kuba juga diusir dari AS.

Dalan studi teranyar, suara dengungan dengan frekuensi 7 kHz, atau 7.000 siklus per detik ditangkap oleh telinga para pegawai kedutaan AS di Kuba -- yang mirip dengan yang dikeluarkan jangkrik spesies Anurogryllus celerinictus, terutama yang memantul di antara permukaan datar.

"Ini memberikan bukti kuat bahwa bunyi jangkrik yang bergema, bukan serangan sonik atau perangkat teknologi lainnya, bertanggung jawab atas suara dalam rekaman yang dirilis (AP)," tulis para peneliti.


3. Adegan 'Horor' Invasi Jangkrik

Terdapat berbagai olahan makanan berbahan dasar serangga, salah satunya yaitu hewan jangkrik. (Sumber foto: Google)

Tak hanya di Makkah, invasi jangkrik juga pernah terjadi di sejumlah wilayah, di Texas Amerika Serikat juga Auckland, Selandia Baru.

Bahkan, warga Auckland menggambarkan, serbuan ribuan jangkrik itu 'mirip adegan film horor'.

Beberapa warga mengaku rumahnya tiba-tiba diinvasi serangga yang mengeluarkan bunyi berisik itu. Lainnya kaget bukan kepalang saat jangkrik berjatuhan di atas atap mereka dengan suara seperti hujan lebat.

Steff dan Bill Shepherd menggambarkan situasi "ledakan kriket" di Dargaville.

"Mereka masih berkeliaran di tanah para sore hari dan seterusnya. Beberapa berukuran cukup besar, melompat ke atap, dinding. dan jendela," kata mereka seperti dikutup dari situs stuff.co.nz. "Seperti kerikil kecil yang dilemparkan ke rumah."

Jangkrik-jangkrik bisa ditemukan di manapun, dari lubang toilet hingga melompat ke mobil yang melanju.

Kurator entomologi Auckland War Memorial Museum, John Early menduga, invasi ribuan jangkrik diperkirakan terkait cuaca.

Pada akhir musim panas, jangkrik ada pada puncaknya. Namun, ia menambahkan, hujan lebat bisa jadi mengguyur serangga dari celah di tanah, tempat mereka bersembunyi.

"Saya membayangkan hujan telah mendorong mereka keluar dari lubang yang tersembunyi dan mengaduknya, sehingga mereka lebih terlihat," kata dia.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya