Anak Bertubuh Pendek Berisiko Terkena Stroke Saat Dewasa

Sebuah penelitian menemukan bahwa, anak yang memiliki tubuh lebih pendek dari tinggi tubuh normal berisiko terjangkit stroke saat dewasa.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Jan 2019, 10:00 WIB
Sebuah studi di Denmark yang di terbitkan dalam jurnal American Heart Association menemukan bahwa, anak yang memiliki tubuh lebih pendek dari tinggi tubuh normal memiliki risiko untuk terkena stroke saat dewasa.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi di Denmark yang diterbitkan dalam jurnal American Heart Association menemukan bahwa anak yang memiliki tubuh lebih pendek dari tinggi tubuh normal memiliki risiko untuk terkena stroke saat dewasa.

Studi ini melibatkan lebih dari 300.000 anak sekolah di Denmark yang lahir antara tahun 1930-1989. Mereka diteliti pada usia 7, 10, dan 13. Para peneliti kemudian mencatat bahwa anak laki-laki dan perempuan yang 2 sampai 3 inci lebih pendek dari rata-rata usia mereka memiliki resiko tinggi, stroke iskemik pada pria dan wanita dewasa dan stroke hemoragik pada pria, mengutip medicalxpress.

Walaupun faktor tinggi badan dapat ditentukan dari genetik orangtua, ia juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti diet yang dilakukan oleh sang ibu selama kehamilan, diet yang dilakukan oleh anak-anak, terdapat infeksi dan juga tekanan psikologis. Beberapa faktor tersebut dapat diperkirakan mempengaruhi resiko stroke.

Para peneliti mengatakan hasil penelitian ini bertujuan untuk memahami asal penyakit daripada untuk prediksi resiko klinis dan pada studi penelitian selanjutnya harus fokus pada mekanisme yang mendasari hubungan antara tinggi tubuh anak dan stroke.

"Studi kami menunjukkan bahwa tinggi badan pendek pada anak-anak adalah penanda kemungkinan resiko stroke dan menyarankan anak-anak ini harus memberi perhatian ekstra pada perubahan atau perawatan untuk mengurangi kemungkinan terkena penyakit ini," kata penulis penelitian senior Jennifer L. Baker, Ph.D., profesor di Pusat Penelitian dan Pencegahan Klinis di Rumah Sakit Bispebjerg dan Frederiksberg dan Pusat Yayasan Novo Nordisk untuk Penelitian Metabolik Dasar, Fakultas Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Universitas Kopenhagen, di Denmark. (Annisa Rizky)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya