Prabowo Sentil Swasembada Pangan, Energi hingga Air

Prabowo menjelaskan, reorientasi pembangunan dan pengelolaan negara dilakukan untuk mengubah arah bangsa menuju ke arah yang benar.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 02 Mei 2021, 00:25 WIB
Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyapa relawan dan pendukungnya saat pidato kebangsaan di JCC, Jakarta, Senin (14/1) malam. Pidato kebangsaan mengusung Indonesia Menang. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho) 

Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto berencana melakukan reorientasi pembangunan dan pengelolaan negara jika terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia. Hal Tersebut ia sampaikan saat menyampaikan pidato kebangsaan di JCC Senayan, Jakarta, Senin 14 Januari 2019.

Prabowo menjelaskan, reorientasi pembangunan dan pengelolaan negara dilakukan untuk mengubah arah bangsa menuju ke arah yang benar. "Reorientasi untuk mengubah arah bangsa, dari arah yang tidak benar, ke arah yang benar," kata Prabowo pada Senin malam.

Reorientasi tersebut diterjemahkan dalam beberapa strategi. Salah satu strategi tersebut  adalah swasembada pangan. Dia mengatakan, Indonesia harus mampu mengatur swasembada pangan, sehingga rakyat bisa memproduksi pangannya sendiri.

"Kita harus mampu untuk mengatur sehingga rakyat kita bisa produksi pangannya sendiri bisa makan dengan baik di seluruh nusantara. Tidak boleh ada yang kelaparan di Republik Indonesia yang kita cintai ini," tutur Prabowo.

Stategi lainnya adalah menggenjot swasembada energi atau bahan bakar. Indonesia, lanjut dia, harus menghadirkan swasembada energi. Terlebih, "Pemerintah sendiri telah memprediksi sebentar lagi kita akan impor jika tidak ada tindakan pencegahan sedini mungkin."

Selain itu, Prabowo juga mengungkapkan strategi swasembada air bersih. Prabowo mengutip data Perhimpunan Bangsa-Bangsa (PBB) yang meramalkan Bumi akan krisis air pada 2025.

"Di nusantara saja juga sudah mengalami kesulitan air bersih. Di Sragen, 1 jam dari Solo, rakyat kesulitan air. Saya bilang, enggak usah kirim kaos, baliho, tolong kirim tanki-tanki air," kata Prabowo.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pembenahan Lembaga Pemerintah dan Angkatan Perang

Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berjabat tangan saat pidato kebangsaan di JCC, Jakarta, Senin (14/1). Pidato kebangsaan mengusung Indonesia Menang dengan memaparkan visi misi. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho) 

Prabowo-Sandi juga ingin mewujudkan lembaga-lembaga pemerintahan yang kuat. Ini untuk menghindari potensi korupsi yang dilakukan penyelenggara negara.

"Butuh lembaga pemerintahan yang kuat, yang bersih, yang berintegritas. Kita perlu hakim yang unggul dan jujur. Kita perlu jaksa-jaksa yang unggul dan jujur. Polisi unggul dan jujur. Kita perlu intelijen yang unggul dan setia kepada bangsa dan rakyat," kata dia.

"Intelijen itu intelin musuh negara, jangan intelin mantan Presiden RI, jangan intelin mantan Ketua MPR RI, jangan intelin anak proklamator kita, jangan intelin mantan Panglima TNI, jangan intelin ulama-ulama besar kita. Kalau mau intelin mantan Pangkostrad enggak apa-apa," lanjut Prabowo.

Strategi terakhir, Prabowo-Sandi akan mewujudkan angkatan perang yang unggul.

"Negara yang kokoh butuh angkatan perang yang unggul. Kuat dan setia terhadap bangsa rakyat. Bukan untuk gagah-gagahan," kata Prabowo.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya