Donald Trump Bantah Pernah Jalin Kerja Sama dengan Rusia

Presiden AS Donald Trump membantah keras dugaan bahwa dirinya pernah menjalin kerja sama dengan pemerintah Rusia.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 15 Jan 2019, 11:33 WIB
Presiden AS Donald Trump bersalaman dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (AP/Martinez Monsivais)

Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membantah pernah menjalin kerja sama terselubung dengan Rusia dan mencaci-maki laporan-laporan terbaru terkait dugaan hubungan khusus antara dirinya dan Moskow.

Berbicara di hadapan wartawan di Gedung Putih, sebelum perjalanannya ke negara bagian Louisiana, dia berkata, "Saya tidak pernah bekerja untuk Rusia."

"Saya pikir itu memalukan bahwa Anda bahkan mengajukan pertanyaan itu karena itu adalah tipuan besar," lanjut Trump, sebagaimana dikutip dari BBC pada Selasa (15/1/2019).

Menurut harian New York Times, FBI telah meluncurkan penyelidikan terhadap isu terkait, yang hingga saat ini tidak dilaporkan ke Donald Trump.

Kecurigaan FBI meningkat setelah Trump memecat direktur lembaga investasi tersebut, James Comey, pada Mei 2017, lapor surat kabar yang berbasis di New York itu. 

Penyelidikan FBI kala itu diambil alih oleh penasihat khusus Kementerian Kehakiman AS, Robert Mueller. Dia memimpin investigasi mengenai apakah kampanye Trump berkolusi dengan Kremlin untuk mempengaruhi pemilu presiden 2016.

Di kesempatan yang sama, Donald Trump juga membantah keras laporan surat kabar Washington Post bahwa dia telah menyembunyikan terjemahan pertemuan dengan Putin.

Sebelumnya dilaporkan oleh The Post bahwa Trump telah menyita catatan penerjemah pribadinya terkait pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Tetapi pada hari Senin, Trump membela diskusi hampir satu jam yang dilakukannya bersama dengan Putin pada pada Juli 2017, di sela-sela pertemuan puncak G20 di Hamburg, Jerman.

"Itu pertemuan yang sangat bagus. Itu sebenarnya pertemuan yang sangat sukses," katanya.

Trump mengatakan dia dan Putin membahas Israel dan jaringan pipa Jerman-Rusia, menambahkan, "Kami mengadakan pertemuan itu sepanjang waktu, bukan masalah besar."

 

Simak video pilihan beirkut: 

 


Penyelidikan Terhadap Trump Terus Berlangsung

Donald Trump telah mengancam penutupan sangat lama terhadap pemerintah AS apabila pendanaan untuk pembangunan tembok perbatasan tidak direstui. (AP File)

Sementara itu, parlemen AS telah memanggil mantan pengacara Trump Michael Cohen untuk memberikan kesaksian di depan komite kongres bulan depan, dan telah memperingatkan Donald Trump untuk tidak ikut campur.

Dalam sebuah pernyataan bersama, anggota kongres Elijah Cummings, Adam Schiff dan Jerrold Nadler mengatakan Trump tidak boleh mencoba untuk "mencegah, mengintimidasi atau menekan" mantan kuasa hukumnya tersebut.

Pada bulan Desember, Cohen mengaku telah mengatur pembayaran diam-diam terhadap terduga kekasih Trump, dan menyalahkan mantan bosnya karena membawanya ke tindakan yang salah.

Dia telah setuju untuk tampil di depan umum di hadapan Komite Pengawasan Dewan pada 7 Februari.

Di lain pihak, calon Trump untuk jaksa agung AS, William Barr--yang akan mengawasi penyelidikan Mueller jika disetujui--menghadapi sidang konfirmasi pada hari Selasa.

Menurut kesaksian yang disiapkan, William Barr akan berjanji untuk melindungi penyelidikan penasihat khusus, dan memberi tahu publik tentang temuan penyelidikan.

"Saya yakin sangat penting bahwa penasihat khusus diizinkan menyelesaikan penyelidikannya," kata Barr.

Namun mantan jaksa agung di bawah Presiden George HW Bush itu kemungkinan akan menghadapi tantangan dari Demokrat, yang kini menguasai parlemen AS, ujar para pengamat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya