Prabowo Sebut 3 BUMN Ini Bangkrut, Cek Faktanya

Prabowo mengatakan tiga BUMN ini bangkrut. Bagaimana kondisi sebenarnya perusahaan tersebut saat ini?

oleh Tommy K. Rony diperbarui 15 Jan 2019, 12:00 WIB
Pertamina menerbangkan 2 mobil tangki untuk membantu operasional distribusi BBM di Palu, Sulawesi Tengah. (Foto: Humas Pertamina)

Liputan6.com, Jakarta - Prabowo Subianto menyatakan bahwa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tertimpa masalah kebangkrutan. Secara spesifik, ia menyebut tiga BUMN: Garuda, PLN, dan Pertamina.

"Kita lihat BUMN kebanggaan kita, satu-satu hancur, bangkrut, tanya saja Garuda pilot-pilotnya, tanya Pertamina, PLN, tanya pabrik milik negara, elit itu tak perlu kau kagumi. Aku tahu satu-satu, lagaknya saja itu," ucap Prabowo, Minggu, 13 Januari 2019, di Rumah Djoeang, Jakarta Selatan.

Pemerintah pun telah memberikan pernyataan mereka, seperti Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution yang menganggap pernyataan Prabowo terlalu ceroboh.

Lantas bagaimana sebetulnya nasib BUMN yang namanya disebutkan Prabowo? Berikut klarifikasi dan kondisi dari tiga BUMN tersebut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


1. Garuda: Google Saja

Pariwisata Banyuwangi makin dilirik maskapai penerbangan nasional.

PT Garuda Indonesia Indonesia Tbk berkata bahwa kondisi perusahaannya cukup baik. Perseoran pun meminta Prabowo agar melihat Google.

"Mungkin coba di Google bagaimana perkembangan Garuda Indonesia, bagaimana perkembangan BUMN (cukup baik)," ujar Ikhsan Rosan, VP Corporate Secretary PT Garuda Indonesia Tbk, ketika dihubungi kemarin.

Menteri BUMN Rini Soemarno menyebut, pengoperasian maskapai Garuda masih berjalan baik. Perbaikan pun terus dilakukan.

"Kalau Garuda kan sudah lama mendapatkan banyak isu. Nah kita sekarang menyelesaikannya, insya Allah semua lancar," ucap Rini.


2. PLN: Arus Kas Sehat

Petugas PLN memperbaiki jaringan listrik di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (6/10). PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memastikan kondisi listrik di Kota Palu semakin membaik pasca gempa dan tsunami. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Berseberangan dari klaim Prabowo, PT PLN (persero) justru mengalami kenaikkan laba. Nilai penjualan tenaga listrik juga mengalami kenaikkan sebesar Rp 12,6 triliun atau 6,93 persen menjadi Rp 194,4 triliun dari sebelumnya Rp 181,8 triliun secara year-on-year (yoy).

"Kenaikan laba tersebut ditopang oleh kenaikan penjualan dan efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan serta adanya kebijakan pemerintah DMO harga batubara," kata Direktur Keuangan PLN Sarwono kepada wartawan, Selasa (15/1/2019).

Timbulnya unrealized forex loss (kerugian akibat kenaikkan kurs mata uang asing) juga tidak berdampak ke arus kas PLN karena masa jatuh tempo masih jauh.

"Keadaan PLN jelas sehat secara cash flow. Sebab yang terpenting itu adalah bagaimana menjaga kesehatan cash flow-nya, dan PLN dalam kondisi yang sehat," jelas Sarwono.


3. Pertamina: Berhasil Rebut SDA dari Asing

Lapangan Handil Blok Mahakam di Kutai Kartanegara Kaltim. (Abelda Gunawan/Liputan6.com)

Tuduhan kebangkrutan pada PT Pertamina (Persero) terbilang ganjil, sebab perseoran itu justru sedang gencar melakukan ekspansi dan ambil alih. Blok Mahakam direbut dari Total (Prancis) dan Inpex (Jepang), serta Blok Rokan dulunya dikelola Chevron (Amerika Serikat).

Yang paling populer mungkin kebijakan satu harga pertamina. Kebijakan BBM satu harga diterapkan ke wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

"Pada tahun kemarin Pertamina juga meresmikan pengembangan TBBM Maumere sebagai penopang suplai BBM di Indonesia Timur. Proyek ini diikuti dengan 29 proyek lainnya untuk senilai Rp 20 triliun," ujar Media Communication Manager Pertamina Arya Dwi Paramita.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya