Medan Magnet Bumi Bergerak Lebih Cepat dari Perkiraan, Apa Akibatnya?

Pada akhir abad ke-20 ini, kecepatan pergerakan kutub magnet utara mencapai 55 kilometer per tahun ke arah Rusia.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 16 Jan 2019, 07:00 WIB
Ilustrasi medan magnet Bumi. (Sumber Wikimedia)

Liputan6.com, Jakarta - Kutub medan magnet Bumi tampaknya bergeser dengan kecepatan yang tidak normal.

Sekadar diketahui, di abad 18 dan 19, medan magnet utara (melalui jarum jam kompas), diyakini bergerak ke arah timur, melintasi Kanada bagian utara.

Kemudian, medan magnet berbelok ke utara pada awal abad ke-20. Lalu, di awal abad ke-21, pergerakannya kian cepat, mulai dari 9 kilometer per tahun di akhir abad ke-20.

Kini, dalam laporan yang Tekno Liputan6.com kutip dari Reuters, Rabu (16/1/2019), pada akhir abad ke-20 ini, kecepatan pergerakan kutub magnet utara mencapai 55 kilometer per tahun ke arah Rusia.

"Antara tahun 1900 dan 1980, medan magnet kutub utara ini tak banyak bergerak, namun perubahannya sangat cepat dalam 40 tahun terakhir," ujar ilmuwan dari British Geological Survey Ciaran Beggan.

Lalu, kata Beggan, kutub magnet utara letaknya justru berada di dekat Siberia.

"Bergerak sekitar 50 kilometer (30 mil) dalam setahun," katanya.

Beggan mengatakan, pergerakan kutub menimbulkan kebingungan dan ketakutan akan konsekuensi yang mungkin dibawanya.

Beggan menyebut, salah satu konsekuensi adalah adalah pengaruhnya terhadap navigasi, terutama di Samudera Arktik utara Kanada.

NATO dan militer AS dan Inggris merupakan sejumlah pihak yang menggunakan model magnetik

Karena itulah, pergeseran pada kutub magnet utara Bumi yang sifatnya cepat ini memaksa para ilmuwan membuat model magnetik dunia terbaru yang dipakai untuk membantu proses navigasi kapal, pesawat, dan kapal selam di sekitar kutub utara.


Penyebab Pergeseran Begitu Cepat

Seorang surfer melihat Cahaya Utara atau aurora borealis di Utakleiv, Norwegia utara (9/3). Cahaya kutub terbentuk dari interaksi medan magnet Bumi dengan lapisan terluar Matahari atau Korona. (AFP/Olivier Morin)

Pergeseran kutub magnet utara ini dipengaruhi oleh hal tak terduga dalam zat besi yang terkandung di dalam Bumi.

Pembaruan ini akan dirilis pada 30 Januari, demikian menurut jurnal Nature. Namun, pembaruan ditunda (seharusnya 15 Januari) karena government shutdown pemerintah AS.

"Fakta bahwa kutub berjalan cepat membuat wilayah ini lebih rentan terhadap adanya kesalahan besar," kata geomagnetis University of Colorado Boulder dan NOAA Arnaud Chulliat.


Tak Disadari

Ilustrasi menggunakan smartphone (pixabay.com)

Beggan mengatakan, pergeseran kutub magnetik utara ini kemungkinan tidak disadari oleh orang-orang yang tinggal di luar Arktik. Misalnya pengguna smartphone di New York, Beijing, atau London.

Sejauh ini, sistem navigasi mobil atau smartphone bergantung pada gelombang radio dari satelit yang ada di atas Bumi untuk menandai posisi mereka di tanah.

"(Pergeseran kutub magnetik utara) ini tidak begitu berpengaruh bagi ketinggian tinggi atau rendah, juga tidak memengaruhi siapapun yang menyetir mobil," tutur Beggan.

Beggan menyebut, banyak smartphone memiliki kompas bawaan untuk membantu mengarahkan peta atau gim seperti Pokemon Go.

Dan para pengguna smartphone tak akan menyadari pergeseran kutub ini, pasalnya di banyak tempat, kompas memang hanya akan menunjuk sebagian kecil.

(Tin/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya