Liputan6.com, Jakarta - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menilai, pidato kebangsaan yang disampaikan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto pada Senin, 14 Januari 2019 terdengar membosankan.
"Reorientasi pembangunan, swasembada pangan, swasembada energi, menghidupkan kembali industri dan lain lain. Terdengar sangat klise, membosankan. Sudah terlalu banyak, terlalu sering kita dengar," kata juru bicara PSI Andy Budiman dalam keterangan tertulisnya, Selasa (15/1/2019).
Advertisement
Dia mengungkapkan, pidato kebangsaan Prabowo tidak menawarkan sebuah peta jalan menuju swasembada pangan, swasembada energi, atau bagaimana meningkatkan daya saing industri. Karena Ketua Umum Partai Gerindra itu masih sekadar wacana.
"Hanya ada kata-kata: kita harus, kita akan, tanpa kita diberitahu bagaimana cara mewujudkannya," ujar dia.
Andy menilai, sebagai calon presiden, Prabowo seharusnya membangun rasa optimisme publik lewat visi misinya. Namun yang terjadi, mantan Pangkostrad itu lebih banyak menyampaikan keluhan dan rasa pesimisme.
Padahal, kata dia, sejumlah survei menyebut indeks pembangunan meningkat di era pemerintahan Jokowi. Kondisi masyarakat pun membaik selama 5 tahun ini.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Tawarkan Pesimisme
"Prabowo menawarkan pesimisme dan romantisme Orde Baru. Jokowi menawarkan pemerintahan yang bersih, dan bekerja melayani rakyat, bukan melayani elit sebagaimana di era Orde Baru," kata Andy Budiman.
Namun begitu, dia meyakini, masyarakat tidak akan terpengaruh dengan adanya pidato kebangsaan Prabowo itu. Mengingat masyarakat telah puas dengan kepemimpinan Jokowi.
"Saya yakin rakyat akan memilih Jokowi yang menawarkan harapan Indonesia akan menjadi negara maju, ketimbang Prabowo yang menakut-nakuti negeri ini akan bubar," tutur Andy.
Reporter: Fikri Faqih
Advertisement